Wawancara Khusus

‘Saya Mau Bantu Mualem’

GENDERANG pesta demokrasi di Aceh masih lama ditabuh, yaitu tahun 2024. Akan tetapi beberapa tokoh sudah mulai muncul kepermukaan

Editor: bakri
SERAMBI/HENDRI
Ramli MS, Bupati Aceh Barat 

Apakah Mualem pernah mengutus orang lain untuk membicarakan masalah Pilkada?

Saya rasa tidak perlu, kami (Ramli) kan siap ditempatkan dimana saja oleh jamaah, oleh partai. Kita siap. Dalam suasana kapanpun kita siap.

Kapan perasaan kecocokan antara Anda dengan Mualem muncul?

Begini, banyak dari Muna (Majelis Ulama Nanggroe Aceh), dari ulama Aceh Timur, Aceh Barat mengundang saya ke sana. Mungkin beliau di sana mau melihat sosok saya siapa. Kemudian daerah Aceh Selatan, Abdya (Aceh Barat Daya), Simeulue, sering kami duduk. Mereka tidak pernah ngomong apa-apa dengan saya. Tapi mengundang itu menjadi sebuah perhatian.

Kadang-kadang sering ketemu ulama di Aceh Utara, Aceh Timur, Pidie, tapi tidak pernah ngomong masalah politik. Mungkin ada sebuah rasa. Kemudian pernah ada satu bisikan Mualem di Takengon, kami jabat tangan, "Bang, boeh beuraya bak koran (Bang, tempel (gambar kita) yang besar di koran)." Mungkin itu sebuah isyarat-isyarat.

Lalu?

Kemudian ditanya oleh seorang wartawan, apakah bapak bersedia mendampingi Mualem? Saya bilang bersedia, siap mendukung Mualem, artinya mendukung program-program.

Bagaimana Anda melihat arah pembangunan Aceh saat ini?

Inilah semangat saya ke depan untuk mendorong semua isi butir-butir MoU itu, karena salah satu pintu kemakmuran rakyat Aceh hari ini kan di MoU. Kita bisa gratis sekolah dan sebagainya.

Hari ini masyarakat Aceh marah kepada kita. Seolah-olah kita hari ini tidak mampu mensejahterakan rakyat. (Dana) begitu besar. Mungkin di sini ada yang salah, masyarakat tidak minta uang. Apa juga? Mereka minta program, minta pancing. Begitu luas tanah di seluruh Aceh, sawah ladang, tapi kita lihat tidak berfungsi.

Masyarakat tidak mampu membangun kebun walalupun setengah hektare. Kalau tidak ada kebun pasti dia akan lapar. Berarti disini lah perlu kehadiran pemerintah untuk membimbing langsung mereka. Apakah berkebun atau beternak.

Kalau ditanya apakah sudah tepat pembangunan Aceh hari ini? Kalau sesuai dengan harapan kami, itu belum tepat. Masih perlu ada perbaikan-perbaikan. Sumatera Utara, Padang, dan provinsi lain sangat iri dengan Aceh, ada partai lokal, ada otsus, tapi yang herannya, pengangguran lebih banyak dan kemiskinan masih tinggi. Ini harus kita jawab dengan program-program.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved