Gubernur Aceh Targetkan Rumah Bantuan untuk Korban Longsor di Lamkleng Selesai Dalam Dua Bulan

Pembangunan rumah untuk korban bencana tanah bergerak ini, kata Nova, adalah bukti kehadiran negara saat warga membutuhkannya.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
for Serambinews.com
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, disaksikan Direktur PT Bank Aceh Syariah, Haizir Sulaiman dan Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, melakukan peletakan batu pertama pembangunan 10 rumah bantuan untuk korban tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Sabtu (3/7/2021) pagi. 

Sebagaimana diberitakan terdahulu, harapan 18 KK warga Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, untuk mendapatkan rumah baru di lokasi yang aman dari fenomena tanah bergerak, mulai jadi kenyataan.

Pemerintah Aceh dengan menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) PT Bank Aceh Syariah mulai membangun sepuluh dari 18 rumah di lokasi baru, jauh dari titik longsor, tapi masih dalam kawasan Gampong Lamkleng.

Lokasi baru tersebut berada di areal persawahan, jauh dari sungai, lebih mengarah ke kaki Gunung Seulawah Agam. Tepatnya berada di sebelah utara desa agraris tersebut.

Sebagai tahap awal pembangunan rumah untuk korban tanah bergerak tersebut, pagi ini, Sabtu (3/7/2021) sekitar pukul 10.30 WIB dilakukan peletakan batu pertama oleh Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT di lokasi pembangunan rumah bantuan tersebut.

Baca juga: Ini Daftar 10 Instansi Teratas dan Terbawah yang Dilamar CPNS dan PPPK 2021, BKKBN Terbanyak

Hal senada diakui Edi Fadhil SH dari Pembangunan rumah bantuan tersebut dipercayakan manajemen PT Bank Aceh Syariah kepada Yayasan Cet Langet yang dipimpin Edi Fadhil SH.

Berdasarkan kontrak, rumah bantuan tersebut dibangun dengan biaya Rp 78 juta per unit, tidak termasuk tanah.

Persil tanah untuk pembangunan rumah bantuan tersebut milik pribadi masing-masing korban yang rumahnya berada di lokasi longsor atau terancam longsor.

Sejauh ini, kata Munzir, pelaksana lapangan pembangunan rumah bantuan itu hanya sepuluh dari 18 KK yang memiliki tanah di lokasi sawah, tempat dibangunnya rumah-rumah baru tersebut.
Oleh karenanya, untuk tahap awal hanya sepuluh rumah yang dibangun.

"Sedangkan sisanya yang delapan unit lagi akan dibangun setelah para korban tanah longsor mendapatkan bantuan tanah dari Pemkab Aceh Besar," kata Munzir.

Jadi, pada prinsipnya, Pemerintah Aceh melalui CSR PT Bank Aceh Syariah hanya membantu pembangunan fisik rumah. Sedangkan tanahnya milik masing-masing KK yang terdampak longsor.

Khusus korban tanah longsor yang tak memiliki tanah sawah di lokasi pembangunan rumah baru, akan dibantu pengadaan tanahnya oleh Pemkab Aceh Besar.

Baca juga: Ditegur Ayah Gegara Unggah Foto Pacaran di Facebook, Bocah SMA Ini Nyemplung dari Jembatan 15 Meter

Lokasi sawah, tempat rumah-rumah bantuan itu mulai dibangun berjarak sekitar 300 meter dari permukiman penduduk.

Terus amblas

Sebagaimana kerap diberitakan Serambinews.com, pelan tapi pasti, permukaan tanah yang kini merekah dan amblas di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, terus bertambah.

Kedalamannya kini sudah mencapai 7,5 meter, panjang 200 meter, dan lebarnya 250 meter (termasuk longsor di kawasan lereng sungai).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved