Varian Baru Corona Muncul di Seluruh Dunia, Pakar Kesehatan AS Singgung Orang yang Tak Mau Divaksin

Seorang pakar kesehatan AS mengatakan orang yang tidak mau divaksinasi kemudian terinfeksi covid-19 adalah mereka sumber varian virus corona baru.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
Serambinews.com/Hendri
Vaksinasi massal di Gedung Banda Aceh Convention Hall di Banda Aceh. 

SERAMBINEWS.COM, AS - Varian baru virus corona yang ditemukan di banyak negara, menimbulkan kekhawatiran banyak pihak.

Seorang pakar kesehatan Amerika Serikat (AS) menyebutkan kemunculan varian baru virus corona ini terkait erat dengan orang yang tak mau divaksin.

Dr William Schaffner, profesor di Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center mengatakan, orang yang tak mau divaksin dan kemudian terinfeksi Covid-19 adalah sumber varian baru virus corona

Orang tersebut juga memiliki risiko sumber penularan varian baru virus corona.

"Semakin banyak orang yang tidak divaksinasi, semakin banyak peluang virus berkembang biak," kata Schaffner, dikutip dari CNN, Senin (5/7/2021).

Ia mengatakan, orang yang tak mau divaksin tidak hanya membahayakan kesehatan mereka sendiri, tetapi juga berisiko menginfeksi orang lain dengan jenis virus baru yang mereka buat di dalam tubuh mereka.

"Ketika ini terjadi, itu bermutasi, dan itu bisa menimbulkan mutasi varian yang bahkan lebih serius di masa depan," kata Schaffner.

"Orang yang tidak divaksinasi adalah pabrik varian potensial," sambungnya.

Baca juga: 998.400 dari 2 Juta Dosis Vaksin Astra Zeneca Tiba di Indonesia, Wamenlu: Hasil Komunikasi RI-Jepang

Baca juga: Uni Eropa Terbitkan Paspor Vaksin Covid-19, Pergi ke Mana Saja Aman, tak Perlu Lagi Dikarantina

Meskipun virus corona tidak terlalu rentan terhadap mutasi, para ahli kesehatan mengatakan virus itu berubah dan berevolusi. 

Beberapa perubahan sebenarnya dapat melemahkannya, tetapi juga dapat mengembangkan mutasi acak yang menghasilkan replika yang lebih efisien dan mengubah virus menjadi sesuatu yang lebih dapat ditularkan. 

Virus yang bermutasi seperti itu akan mengungguli galur virus lain sehingga membuatnya menjadi galur yang lebih dominan yang menginfeksi manusia.

Varian baru virus corona telah muncul di seluruh dunia.

Varian B.1.1.7 atau Alpha pertama kali terlihat di Inggris, kemudian Varian B.1.351 atau Beta pertama kali dideteksi di Afrika Selatan. 

Sementara Varian Delta, juga disebut B.1.617.2, terlihat pertama kali di India. 

Dan AS telah mendeteksi varian corona baru yang menyebar di negara sendiri, termasuk garis keturunan B.1.427 atau Epsilon yang pertama kali terlihat di California, dan varian B.1.526 atau Eta yang pertama kali terlihat di New York.

Baca juga: Aturan PPKM Darurat, Penumpang Ferry Wajib Kantongi Kartu Vaksin, Hasil Negatif PCR H-2, Antigen H-1

Baca juga: Viral Aksi dr Juanli Berhasil Suntikkan Vaksin Covid Ke 530 Orang dalam Waktu 5,5 Jam

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved