Kupi Beungoh
Yang Kita Bela ini Tujuan Syariah
Yang harus diingat perut masyarakat tidak bisa menunggu. Mereka butuh roda ekonomi bergerak. Mereka tidak boleh lapar....
Kemudian, Asrizal memperlihatkan pesan WhatsApp dari seorang ekonom di Universitas Syiah Kuala. Pesan itu berisi dampak dari terusirnya bank konvensional dari Aceh. “Namun, yang bersangkutan tidak berani menyampaikan secara langsung permasalahan itu kepada publik. Dia meminta saya melakukan tugas itu.”
Baca juga: Sepekan Dibuka, Belum Ada Pelamar CPNS di Nagan Raya
Baca juga: Mulai Hari Ini, Aceh Tenggara Buka CPNS untuk Formasi PPPK Guru
Asrizal menyebut itu sebagai bentuk bermain aman dari kelompok masyarakat sipil. “Banyak dari kalangan masyarakat sipil sekarang yang tidak mau ambil resiko ketika dihadapkan pada permasaalahan yang sebenarnya krusial. Padahal, sebagai politisi, kami membutuhkan dukungan dari kalangan masyarakat sipil.”
Namun, dia tidak patah arang. Sebelum bergerak jauh untuk mendorong revisi qanun tersebut, Asrizal hendak meminta pikiran dari kaum cerdik pandai di berbagai perguruan tinggi. Dia tidak ingin menjadikan isu tersebut melulu narasi politik. Baginya, sinergitas antara politik dan institusi pendidikan tinggi menjadi penting ketika jalan pembangunan Aceh sedang dipertaruhkan.
*) PENULIS adalah Mahasiswa Doktoral Politik Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.