Breaking News

Bayi Meninggal Dibunuh

Dua Kasus Orang Tua di Subulussalam Bunuh Anak Sendiri yang Menyayat Hati, Pernah Terjadi Tahun 2010

Dalam sejumlah kasus, pembunuhan dilatarbelakangi oleh sejumlah motif, yang paling sering adalah faktor ekonomi atau persoalan rumah tangga.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Khamsatun (30) penduduk Dusun Kapur, Desa Bukit Alim, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam yang membunuh bayinya 23 Juni 2010 lalu 

“Saya takut sama ayah, karena anak saya tidak punya bapak,” katanya dengan nada sedih kepada wartawan kala itu. 

Menjalin Hubungan dengan Sopir

Sementara dari berbagai sumber yang dikumpulkan diperoleh informasi bahwa Khamsatun telah ditinggal suaminya yang kawin lagi.

Desakan ekonomi membuat ibu muda ini harus mencari uang untuk menutupi kebutuhan termasuk kedua anaknya.

Sulitnya pekerjaan bagi seorang yang tidak berpendidikan tinggi memaksa Khamsatun mangadu nasib ke Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.

Nah, di sana Khamsatun bertemu dengan salah seorang sopir truk yang kemudian menjalin cinta terlarang.

Semula, sang sopir berjanji bertanggungjawab namun hingga melahirkan buah hubungan terlarang Khamsatun tanpa pendampingi sehingga diapun dirasuki oleh bujukan syetan untuk melakukan tindakan keji lantaran malu dan takut.

Baca juga: Lowongan Kerja PT Pegadaian Khusus Penyandang Disabilitas, Ini Posisi yang Dibutuhkan

Baca juga: VIDEO Pendakian Menuju Pantai Ujung Dunia di Lhok Mata Ie Aceh Besar

Kasus terbaru

Sementara kasus yang terjadi di Sibungke, Kecamatan Rundeng pagi tadi, pelaku menyatakan membunuh anak kandungnya tersebut dengan cara memotong leher korban hingga nyaris putus.

Selanjutnya polisi melakukan pencarian terhadap barang bukti yang digunakan oleh pelaku dan berhasil ditemukan satu buah pisau cutter.

Pisau dengan gagang biru itu sengaja dibuang  pelaku di bawah rumah panggung dalam genang air.

Sarwati beralasan melakukan pembunuhan terhadap korban dikarenakan kurang akur dengan sang suami akibat masalah ekonomi.

Sarwati semakin depresi sehingga gelap mata  saat korban sakit suaminya tidak pernah mempedulikan.

Akibatnya, pelaku sangat kelelahan dalam merawat sang anak akibat sikap suaminya.

“Jadi akibat sikap sang suami pelaku kalap dan melampiaskan kekesalannya kepada anak kandungnya yang menjadi korban,” terang Ipda Deno

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved