Vaksin Covid
Setelah Divaksin Covid-19 Muncul Reaksi Efek Samping pada Tubuh? Ini yang Bisa Dilakukan
Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respons imun.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
Untuk pemantauan dan penanggulangan KIPI, Menteri Kesehatan (Menkes) telah membentuk Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI, serta Gubernur sudah membentuk Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan KIPI.
Berdasarkan laporan yang masuk, sebagian besar kasus KIPI yang terjadi adalah KIPI ringan atau koinsiden (tidak berhubungan dengan pemberian imunisasi).
Yang jelas, apabila terjadi KIPI baik ringan maupun serius, masyarakat harus atau dipersilahkan melapor pada petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan layanan vaksinasi atau ke puskesmas terdekat.
Hal yang dilakukan jika terjadi reaksi ringan lokal usai vaksin Covid-19
Untuk rekasi ringan lokal seperti nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan vaksin, petugas kesehatan akan menganjurkan penerima vaksin untuk melakukan dua hal, yaitu:
- kompres dingin pada lokasi bekas suntikan
- minum obat paracetamol sesuai dosis.
Baca juga: Varian Delta Belum Dipecahkan Misterinya, Malah Muncul Varian Lambda yang Lebih Kebal Vaksin
Hal yang dilakukan pada reaksi ringan sistemik usai vaksin Covid-19
Jika muncul reaksi ringan sistemik seperti demam dan malaise usai vaksinasi, petugas kesehatan akan menganjurkan penerima vaksin untuk melakukan beberapa hal berikut.
- minum air putih lebih banyak
- menggunakan pakaian yang nyaman
- kompres atau mandi air hangat
- minum obat paracetamol sesuai dosis
Antisipasi peluang efek samping usai vaksin Covid-19
Efek samping dari vaksinasi bersifat segera dan sementara.
Pada umumnya juga ringan, dapat hilang dengan sendirinya atau diatasi dengan parasetamol.
Untuk antisipasi, penerima vaksinasi akan dipantau selama 30 menit sebelum bisa meninggalkan lokasi vaksinasi.
Selain itu, ada pencatatan barcode per vial untuk tiap penerima vaksin, sehingga penelusuran risiko dapat
dilakukan. (Serambinews.com/Yeni Hardika)