Sawit

Apkasindo Sesalkan Tindakan PKS Lakukan Sortasi TBS Capai 10 Persen

Kami mendapatkan informasi, ada PKS di Nagan Raya yang nakal, dan tega melakukan pemotongan sortasi mencapai 10 persen

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Pekerja sedang memuat TBS kelapa sawit di areal perkebunan milik petani di kawasan Jalan 30 atau Jalan Lingkar Babahrot-Surien, Kecamatan Kuala Batee, Abdya, Sabtu (14/9/2019). Harga sawit di tingkat petani mulai bersaing setelah pengusaha PMKS di Subulussalam meningkatkan harga beli TBS sawit dari Abdya. Harga sawit Abdya selama dua hari terakhir masih bervariasi antara Rp 850 sampai Rp 920 per kg. 

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh menyesalkan tindakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Nagan Raya yang melakukan pemotongan sortasi atau pemisahan tandan buah segar (TBS) mencapai 10 persen.

“Kami mendapatkan informasi, ada PKS di Nagan Raya yang nakal, dan tega melakukan pemotongan sortasi mencapai 10 persen,” ujar sekretaris Apkasindo, Fadli Ali kepada Serambinews.com, Selasa (13/7/2021).

Menurutnya, apa yang dilakukan PKS itu bertentangan dengan Permentan Nomor 1 tahun 2018 tentang penetapan harga TBS.

“Dalam Permentan itu, besaran sortasi hanya 1 persen saja,” katanya.

Namun, kata Fadli, beberapa PKS di Aceh Jaya, Aceh Timur hanya berkisar 4 hingga 6 persen, bahkan di Subulussalam hanya sedikit PKS melakukan sortasi TBS.

Potret Gadis Muda Pekerja di Kebun Sawit, Mulai Kerja Keras dari Umur 15 Tahun

Menurutnya, apa yang dilakukan PKS di Nagan Raya itu, tidak lain adalah modus di tengah naiknya harga CPO.

“Selama ini jelang lebaran, pasti harga turun, dan ini memang modus mereka. Cara itu tidak ampuh lagi, karena harga CPO lagi tinggi, cara lain agar mereka mendapatkan untung besar, maka mereka melakukan sortiran mencapai 10 persen, karena, TBS yang disortasi itu, akan menjadi milik perusahan,” terangnya.

Berbeda dengan TBS orkir atau sampah, katanya, selain tidak dihitung, TBS bisa dibawa pulang oleh sopir pengangkut TBS, sehingga petani bisa menjual kembali ke PKS yang mau menampung TBS orkir tersebut, dan petani tidak rugi.

“Maka dari itu, kami meminta dinas terkait segera bertindak, dan jika hal ini masih terulang, maka sudah sepatutnya dinas mencabut izin PKS, yang tega bermain kotor seperti ini,” pintanya.

Karena, sebutnya, kehadiran PKS selain menghasilkan PAD, agar memudahkan dan mensejahterakan para petani sawit, bukan sebaliknya yang menindas petani.

Harga Sawit di Aceh Singkil Stabil

“Setahu saya, sortiran 10 persen ini adalah tertinggi di Indonesia, bayangkan berapa rugi petani,” tegasnya.

Untuk itu, ia meminta agar kepada Dinas terkait, dan khususnya pengurus Apkasindo, agar lebih proaktif memonitor perkembangan harga dan berkaitan dengan pembelian TBS di tempatnya, guna petani dapat menikmati harga yang lebih baik.

“Ini penting, sehingga petani tidak merasa ditekan oleh PKS,” pungkasnya. (*)

Baca juga: Rumah Sakit Pasien Virus Corona di Irak Terbakar, 83 Orang Tewas dan Ratusan Lainnya Terluka

Baca juga: Legenda UFC Georges St-Pierre Ternyata Pernah Mengajak Khabib Bertarung, Ini Jawaban The Eagle

Baca juga: GMBM Tolak Keputusan Gubernur Aceh Terkait Tapal Batas Bener Meriah-Aceh Utara

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved