Breaking News

Berita Aceh Barat

Dinsos Ungkap Sisi Gelap Gepeng di Meulaboh

Sisi lain yang juga memprihatinkan, yakni bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan dalam satu ikatan nikah, dalam aktivitas meminta-minta.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Taufik Hidayat
hand over dokumen pribadi
Warjohan, Kepala Dinas Sosial Aceh Barat, bicara soal Gepeng, Selasa (13/72021) 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Mencari sedekah dan sumbangan merupakan hal lumrah sering ditemui di semua daerah, dan memberikan sedekah tentu akan mendapatkan pahala disisi Allah SWT, sebagai salah satu amal ibadah.

Terkait hal tersebut, terkadang sudah menjadi bisnis dan profesi, yang dilakukan oleh kelompok yang terkoordinir, sebab penghasilan per hari bisa didapatkan Rp 200 ribu hingga Rp 600 ribu perhari.

Disisi lain, para Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) yang melakukan kegiatan meminta-minta dengan berbagai modus baik untuk pembangunan dayah, Masjid dan sumbangan anak yatim, namun hal itu sebagai kedok saja.

Terkait hal tersebut ada di sisi lainya lebih memprihatinkan, yakni dengan bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan dalam satu ikatan nikah, dalam aktivitas meminta-minta.

Para Gepeng yang ditangkap oleh Satpol PP pada, Minggu (10/7/2021) sebanyak 6 orang yang kemudian diserahkan kepada Dinsos Aceh Barat untuk mendapatkan pembinaan, diketahui bahwa mereka satu kelompok yang tinggal di sebuah wisma tempat penginapan di Meulaboh.

Mereka yang ditangkap dan sempat menginap di Kantor Satpol PP masing-masing Nuriah (45), dan Juariah (39) dari Kecamatan Bayu, Rusli (50),dan Anita (35) dari Kecamatan Nibong, M Jamil (60) dari Syamtalira Bayu, Suhaimi (15) dari Gampong Teungoh, semuanya dari Kabupaten Aceh Utara.

“Kita juga menemukan hal-hal ganjil dari para Gepeng tersebut, dimana pakaian dalam laki-laki dan perempuan bercampur dalam satu tas, padahal mereka sama-sama sudah punya suami dan lelaki-laki sudah punya istri sah,” ungkap Kepala Dinas Sosial Aceh Barat, Warjohan kepada Serambinews.com, Selasa (13/7/2021).

Baca juga: Pemuda Tanpa Kaki Punya Prestasi Mencengankan, Sempat Dibuang Oleh Ibunya Karena Terlahir Cacat

Baca juga: Gubernur Mekkah Luncurkan Kartu Pintar Haji Pertama, Bakal Tercatat Dalam Sejarah Pelayanan Haji

Baca juga: Virus Corona Delta Serang Israel, Program Hidup Bersama Covid-19 Jadi Buyar

Disebutkan, hal itu terungkap saat petugas dari Dinas Sosial menggeledah tas mereka para Gepeng tersebut.

“Mereka mengaku, ini karena tidak ada tas lainya, sehingga pakaian disampan dalam satu tas secara bersama, dan kita tidak mengetahui hal-hal buruk apa yang mereka lakukan disana saat bersama,” kata Warjohan atas pengakuan para gepeng pria dan wanita yang ditinggal di satu wisma.

Kondisi tersebut menurutnya tentu sudah sangat menyimpang dari ketentuan syariat, sebab mereka non muhrim, dan bekerjasama dalam mencari sumbangan berkedok kepentingan dayah dan Masjid, serta sumbangan kepada anak yatim.

Dari keanehan yang ditemukan dari para gepeng tersebut, tentu ada kecurigaan terhadap moral mereka yang patut terus diawasi, supaya tidak menyimpang dari syariat nantinya.

“Kita mengimbau kepada warga untuk lebih selektif dalam memberikan sumbangan, jangan sempat diberikan kepada orang-orang yang salah menggunakan sumbangan yang mereka manfaatkan kepada perbuatan maksiat, dan masalah seperti itu sudah pernah kita temukan,” jelasnya.

Sementara orang gepeng yang diamankan di Meulaboh semuanya sudah dikembalikan ke daerah asalnya di Aceh Utara, dengan harapan mereka bisa mendapatkan pembinaan, sehingga tidak melakukan kegiatan yang sama lagi.

Baca juga: Pendaftar CPNS di Aceh Jaya Capai 290 Orang

Baca juga: Jadwal Sisa MotoGP 2021 - MotoGP Styria Awal Agustus 2021, Valentino Rossi Putuskan Segera Pensiun

Baca juga: Polres Aceh Tamiang Tambah Hadiah Sepmor untuk Tarik Minat Masyarakat Agar Mau Divaksin

Tak Ada Proses Hukum

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved