Banjir Gunong Pulo Aceh Barat Mulai Surut, Sebagian Rumah Masih Tergenang, Warga Bersihkan Lumpur

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Banjir yang melanda Desa Gunong Pulo, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh yang terjadi sejak satu pekan yang lalu, pada Rabu (14/7/2021) dilaporkan telah mulai surut secara berangsur-angsur.

Sementara para pengungsi juga telah kembali ke rumah masing-masing, untuk pembersihan lantai rumah dari genangan lumpur yang mengendap saat terjadinya banjir.

“Kondisi banjirnya di desa kita sudah surut, namun belum surut total karena ada genangan air di sebagian rumah, dan para pengungsi sudah kembali ke rumah,” kata Keuchik Gunong Pulo, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat Rusli Haji kepada Serambinews.com, Rabu (14/7/2021).

Baca juga: Banjir di Gunong Pulo Aceh Barat Berlanjut, Aktivitas Warga Lumpuh

Disebutkan, bahwa selama banjir terjadi hampir satu pekan, bantuan dari pemerintah yang diberikan ke desa tersebut hanya berupa 1 buah tenda dan 1 unit speedboat izin pakai.

Sementara bantuan sembako untuk korban banjir diberikan dari talangan dana desa setempat untuk pengadaan sembako seperti beras, indomie, minyak goreng dan telur.

Disebutkan, lamanya air surut ketika terjadi banjir, akibat sungai di kawasan Gunong Pulo telah dangkal dan tertutup oleh eceng gondok serta ditumbuhi rumput lainnya.

Sehingga menyebabkan air tidak bisa mengalir dengan lancar.

Baca juga: Mawardi Ali Serahkan Bantuan Saat Kunjungi Korban Banjir Gampong Gue Gajah

Kondisi tersebut menyebabkan cepatnya terjadi luapan dan lamanya air surut akibat sungai tersumbat oleh eceng gondok tersebut.

Menurutnya, salah satu solusi untuk penanganan banjir di desa tersebut dengan dilakukan normalisasi sungai di kawasan Gunong Pulo.

Jika pun banjir terjadi maka air akan cepat surut, sehingga warga tidak lama menderita dalam banjir.

Aktivitas Warga Lumpuh Selama Banjir

Keuchik Gunong Pulo, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat, Rabu (14/7/2021) mengungkapkan, bahwa saat terjadi banjir hampir semua warga di desa tersebut berhentinya semua aktivitas hari-hari mereka untuk bekerja dan kegiatan lainnya.

Baca juga: Tiga Nelayan Bireuen Jatuh Ke Laut Saat Dihempas Ombak Besar, 1 Orang Meninggal Dunia

Mayoritas warga di daerah tersebut kebanyakan bekerja sebagai petani kebun dan menderes karet.

Namun jika kebun terendam secara otomatis aktifitas warga tentu tidak bisa bekerja, sampai menunggu hingga air bisa surut.