Kajian Islam
Ini Teks Khutbah Idul Adha 1442 H Dibagikan Buya Yahya Al-Bahjah
Buya Yahya pengasuh LPD Al-Bahjah membagikan teks khutbah Idul Adha 1442 H, Senin (19/7/2021).
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Buya Yahya pengasuh LPD Al-Bahjah membagikan teks khutbah Idul Adha 1442 H, Senin (19/7/2021).
Teks khutbah tersebut dibagikan melalui website resmi Buya Yahya, buyayahya.org dan diizinkan untuk diambil oleh kaum muslimin.
Berikut ini beberapa teks khutbah yang dibagikan Buya Yahya.
Khutbah pertama
"Kaum muslimin dan muslimat perindu ridho Allah SWT. Saat ini kita berada dihari raya yang sangat mulia, di bulan yang sangat agung, hari yang paling mulia dan paling agung dihadapan Allah SWT.
Yaitu hari raya qurban, satu hari yang didahului oleh amalan yang sangat agung yaitu haji,
yang diiringi oleh hari - hari tasyriq, hari makan dan minum, hari berdzikir kepada Allah, hari
hamba –hamba yang beriman bergembira.
Telah bersabda Baginda Nabi Muhammad SAW :
“Hari yang paling agung dihadapan Allah adalah hari raya qurban dan hari qar ” [H.R.
Ahmad dan Abu Dawud].
Hari qar adalah hari setelah hari raya qurban, yaitu hari diam, hari tenangnya pelaksana
ibadah haji di mina setelah tuntas melaksanakan ibadah hajinya, seperti tawaf, melempar jumroh
aqobah dan menyembelih qurban.
Baca juga: Prof Farid Wajdi Khatib Shalat Idul Adha 1442 H di Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya
Baca juga: Lafaz Niat dan Panduan Tata Cara Shalat Idul Adha saat PPKM, Bisa Dilakukan Sendiri atau Berjamaah
Dan juga disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW:
“Hari arafah, hari raya qurban, dan hari tasyriq adalah hari kegembiran umat islam, hari
makan dan minum”.[H.R. Ahmad].
Wahai kaum muslimin dan mulimat yang dirahmati oleh Allah SWT
Saat hari raya qurban tiba, kita semua berada di hari memperingati dan menghidupkan
sunnah Nabi Ibrahim as.
Yang tergambar dalam sebagian amalan haji dan lebih khusus lagi adalah dalam penyembelihan qurban dihari raya yang agung ini.
Keluarga Sayyidina Ibrahim as mempunyai kisah agung di dalam dunia pengorbanan, perjuangan dan pengabdian. Disebutkan dalam Al-Qur’an :
Berkata Nabi Ibrahim as. “Aku akan pergi hijrah menuju kepada Allah, dan Allah akan
memberikan petunjuk kepadaku.”
Jalan perjuangan dimulai dari harapan serta kerinduan untuk mendapatkan hidayah dari
Allah SWT.
Sebagai seorang kepala keluarga, sekaligus seorang juru damai serta penyeru kepada
kebaikan, sangat wajar jika di dalam hatinya dipenuhi harapan-harapan yang mulia dan agung,
yaitu harapan untuk mendapatkan orang-orang sholih, yang bisa menyertainya di dalam
menjalankan tugas untuk mewujudkan perdamain di muka bumi yang terus-menerus dan tanpa
henti.
Baca juga: Jelang Hari Raya Idul Adha, Begini Tips Sehat Memasak Daging Merah Bisa Cegah Kolesterol
Harapan-harapan ini beliau tampakkan dalam panjatan-panjatan doa kepada Allah SWT:
“Ya Allah karuniakan kepadaku orang-orang sholih”
Hendaknya seperti itulah keadaan para perindu perindu kemuliaan dan keridoan Allah
SWT.
Jangan sampai kita lupa untuk mengharap serta mengadu dan memohon kepada Allah SWT.
Agar Allah mengirimkan untuk kita hamba-hamba yang tulus, hamba-hamba yang penuh damai,
yang bisa menjadi juru-juru damai yang akan membantu kita untuk sampai kepada Allah SWT.
Atas dasar seperti inilah hendaknya sebuah rumah tangga dibangun, dan sebuah
perkumpulan dihadirkan.
Bukan pernikahan sekedar pernikahan, akan tetapi harus ada cita-cita agung dibalik sebuah kehidupan rumah tangga, yaitu agung dihadapan Allah SWT, di dunia dan
akherat.
Dan begitu juga perkumpulan hendakmya dipenuhi dengan cita-cita mulia, untuk mewujudkan kebaikan di semesta ini karena Allah.
Baca juga: Jelang Idul Adha, Brimob Polda Aceh Semprot Disinfektan di Mesjid Islamic Center Kota Lhokseumawe
Nabi Ibrahim as. dengan panjatan-panjatan doanya dan dengan ketulusan permohonannya, Allah Kabul:
Allah jawab harapan Sayyidina Ibrahim as. Disebutkan dalam Al-Quran: “Kami beri kabar gembira kepada Ibrahim dengan seorang putra yang halim (yaitu yang penuh kesabaran dan kebijakan)”.
Doa Nabi Ibrahim tidak hanya sampai disini, akan tetapi pengkabulan doa itu terus berlanjut hingga lahirnya para juru-juru damai dari para Nabi, hingga sampai Nabi terakhir,yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW.
Selengkapnya >>> Klik
(Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: BERITA POPULER - Tokoh Kristen di Aceh, Puluhan Kendaraan Putar Balik hingga Info CPNS Aceh Singkil
Baca juga: BERITA POPULER - TV Digital, Pilkades Berdarah, Stimulus Listrik Diperpanjang, Banyak Rakyat Kecekek
Baca juga: BERITA POPULER- Suami Talak Istri Usai Ijab Kabul, Gadis Dijual Ibu Kandung hingga Migrasi Siaran TV