Breaking News

Berita Pidie

Makam Tgk Chiek Muhammad Khathib Mulai Dipugar, Ulama Besar Aceh Penulis Kitab Lapan

"Jasad pusara ini adalah seorang ulama besar Aceh yang memiliki ilmu pengetahuan yang sangat tinggi dan setara dengan guru-guru pendahulunya,"

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Proses peusijuk sebelum pemugaran makam Tgk Chiek Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien atau yang lebih populer sapaan masyarakat Pidie dengan nama Tgk Chiek Di Simpang, Selasa (28/7/2021). 

Pelaksana dan Penanggungjawab jawab pemugaran, Tarmizi A Hamid atau yang lebih akrab disapa Cek Midi menyampaikan, Tgk Chiek Di Simpang merupakan salah satu ulama besar Pidie yang sangat aktif menulis dan mengarang beberapa karya monumental semasa hidupnya pada pertengahan abad 18 Masehi atau pada masa Kerajaan Aceh Darussalam dengan Sultan Mansyur Syah (1857-1870 Masehi).

Katanya, pada era tersebut merupakan masa-masa Kerajaan Aceh Darussalam yang sudah mengalami kelemahan dalam sistem pemerintahannya.

Tapi Tgk Chiek Di Simpang dalam kondisi tersebut, beliau masih mampu menulis beberapa karya dan petuah bagi generasi Aceh berikutnya.

Pendiri Lembaga Rumoh Manuskrip Aceh ini mengatakan, komplek makam tersebut merupakan sebuah situs cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya.

"Jasad pusara ini adalah seorang ulama besar Aceh yang memiliki ilmu pengetahuan yang sangat tinggi dan setara dengan guru-guru pendahulunya," terang Cek Midi.

Baca juga: Ribuan Makam Muslim Kuno Berpola Unik seperti Galaksi

Karya Literasi Monumental Tgk Chiek Di Simpang

Lebih lanjut Cek Midi menuturkan, Tgk Chiek Di Simpang juga dianggap sebagai tokoh penting bagi pendidikan pada era Kerajan Aceh Darussalam sekaligus dikenal sebagai intelektual Islam terkemuka pada era abad 18 Masehi.

Ia telah melahirkan karya-karyanya, yang sampai hari ini masih bisa dibuktikan terhadap kandungan keilmuan Islam.

Diantara karya yang ditulis oleh Tgk Chiek Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien berupa Naskah Kuno (Manuskrip Aceh) yakni, Tariqat Syatariah, Asraruddin Li Ahlul Musyahadah wal Yaqin, Ziya-ul Wara, Bustanus Salikin, Mafatih Al Ghuyub bi unillahi al Maliki ma'bud, Kay'usul Muhaqqiqin, Mi'rajus Salikin, Syifa-ul Qulub, Dawa'ul Qulub, dan ada beberapa judul manuskrip lainnya karya Tgk Chiek Di Simpang hingga saat ini masih dalam penjajakan keberadaannya oleh Lembaga Rumoh Manuskrip Aceh milik  Tarmizi Abdul Hamid.

Cek Midi lebih lanjut menjelaskan, menyangkut kekeliruan di tengah masyarakat Aceh terhadap penulisan sejarah tentang Kitab Lapan ( Kitab yang memiliki 8 judul karangan, dalam istilah filologi disebut dengan kumpulan teks).

Dimana salah satu judul teks pada Kitab Lapan tersebut yakni, Dawa'ul Qulub juga merupakan karya populer dari Tgk Chiek Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien.

Ia mengatakan, selama ini yang berkembang di tengah masyarakat bahwa yang mengarang Dawa'ul Qulub adalah Tgk Chiek Ahmad Khathib Langgien yang makamnya berada di Langgien - Lueng Putu.

Beliau merupakan orang tua Kandung dari Tgk Chiek Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien.

Baca juga: Makam di Samping Kompleks Asrama Haji akan Dipindah untuk Pembangunan Taman Edukasi Manasik Haji

Padahal yang sebenarnya judul teks tersebut ditulis oleh Tgk Muhammad Khathib bin Ahmad Khathib Langgien atau Tgk Chiek Di Simpang.

"Ini hanya kita luruskan saja penempatannya, karena ada yang salah alamat di sini, namun tidak mengurangi nilai nilai sejarah kepopuleran sang Ayah dan anaknya," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved