Hari Puisi Indonesia
Prof Abdul Hadi WM: Perumus Sumpah Pemuda 1928 Adalah Penyair
Bahasa diperlukan bukan sekedar sarana informasi dan komunikasi, melainkan bahasa diperlukan sebagai ekspresi dan sebagai sarana berpikir.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Taufik Hidayat
Ia menyebut contoh penyair Chairil Anwar, melakukan perubahan besar dalam pengucapan puitiknya. Dahulu, pengucapan lemah lembut ala Sanusi Pane dan Amir Hamzah. Tapi Chairil Anwar merombaknya, dan menghasil suara baru secara linguistik.
“Bahasa puisi Chairil Anwar yang paling awal meledak-ledak memperlihatkan jiwa bangsa yang ingin merdeka dan merespon diri sendiri dari ikatan budaya bangsanya,” ujarnya.
Ini dimungkinkan, karena penyair memiliki lisensia puitika. Menurut Abdul Hadi, penyair yang baik adalah penyair yang menggunakan lisensia puitikanya secara maksimal, yaitu kebebasannya mengucapkan dengan bahasa baru yang mungkin tidak enak lagi didengar oleh suara yang lama.(*)