Diduga Ada Keganjilan, Kasus Pedagang Sembako, Suami Meninggal Saat Berstatus Terdakwa Penipuan

Terdakwa kasus dugaan penipuan dan penggelapan Heru Suyanto alias Ken (48) meninggal dunia di RSUD Sidoarjo pada 21 Juli 2021.

Editor: Nur Nihayati
zoom-inlihat foto Diduga Ada Keganjilan, Kasus Pedagang Sembako, Suami Meninggal Saat Berstatus Terdakwa Penipuan
IST
Ilustrasi Meninggal

"Hakim memerintahkan mengembalikan berkas perkara ini ke penuntut umum dan membebaskan terdakwa dari tahanan segera setelah putusan dibacakan," kisah Yunus.

Dari sini, sejumlah kejanggalan itu mulai muncul. Setelah sidang digelar sore itu, pihak keluarga meminta agar jaksa segera membebaskan terdakwa. Tapi tidak kunjung dikabulkan dengan berbagai alasan.

"Bahkan kami dipingpong ke sana kemari. Anehnya, sekira pukul 19.30 WIB, jaksa Ridwan Dermawan datang ke rutan dan menyampaikan bahwa pihaknya harus menahan Ken lagi atas dasar penetapan dari Ketua PN Sidoarjo, yang sekaligus menjadi ketua majelis hakim yang baru dalam perkara ini," urainya.

"Ternyata, sore setelah sidang putusan itu Kasi Pidum datang langsung ke pengadilan. Menyerahkan pelimpahan berkas kembali atas perkara itu.

Anehnya juga, langsung diterima oleh Ketua PN Sidoarjo, dan dia menunjuk dirinya sendiri menjadi majelis, lalu mengeluarkan penetapan penahanan yang hanya selama tiga hari. Aneh," tambah Yunus.

Rentetan kejadian ini membuat keluarga terdakwa dan tim pengacaranya curiga.

Mereka semakin yakin telah terjadi permainan hukum dalam perkara ini.

Putusan sidang belum dilaksanakan, para aparat itu langsung mengambil langkah cepat untuk menahan kembali terdakwa dan menjeratnya dengan dakwaan baru.

Terkait perkara itu, Ken dijadwalkan menjalani sidang perdana tanggal 26 Juli 2021 kemarin.

Namun semua sudah tidak bisa digelar, karena Ken telah meninggal dunia.

Tanggal 16 Juli 2021 lalu, Ken yang sedang menjalani tahanan di Polresta Sidoarjo mendadak demam.

"Ada satu tahanan baru masuk, kemudian lima orang yang di dalam sakit semua. Tapi semua sembuh, hanya klien kami yang parah hingga meninggal dunia," kata dia.

Dia juga mengaku sangat kecewa, karena ketika Ken sakit hingga dibawa ke rumah sakit, perhatian jaksa sangat kurang.

Dicontohkan saat Ken sudah drop, jaksa tidak kunjung respons, padahal petugas kepolisian butuh izin jaksa untuk membawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit, juga disebut mereka kurang diperhatikan jaksa. Lebih parah lagi ketika Ken meninggal dunia, jaksa juga tidak tahu.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved