Indra Iskandar, Sekjen DPR RI Asal Pidie, Dipersiapkan Jadi Pj Gubernur Aceh 2022-2024, Benarkah?

Sedangkan masa jabatan Gubernur Aceh yang kini dijabat Nova Iriansyah akan berakhir sekitar setahun lagi atau tahun 2022. 

Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr Ir H Indra Iskandar M.Si (Sekretaris Jenderal DPR RI) 

Sedangkan masa jabatan Gubernur Aceh yang kini dijabat Nova Iriansyah akan berakhir sekitar setahun lagi atau tahun 2022. 

Laporan Idris Ismail I Pidie 

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Pemilihan kepala daerah atau Pilkada Gubernur, Bupati dan Wali Kota se-Aceh akan dilaksanakan tahun 2024. 

Artinya Pilkada ini akan serentak dengan daerah lain di Indonesia. 

Sedangkan masa jabatan Gubernur Aceh yang kini dijabat Nova Iriansyah akan berakhir sekitar setahun lagi atau tahun 2022. 

Begitu juga umumnya masa jabatan Bupati/Wali Kota se-Aceh. 

Dengan demikian nantinya Pemerintah Pusat bakal menetapkan Pelaksana jabatan atau Pj Gubernur Aceh mulai tahun 2022 hingga pelantikan Gubernur terpilih dalam Pilkada serentak 2024, yakni tahun 2024. 

Untuk jabatan Bupati/Wali Kota juga akan ditetapkan Pj pada tahun 2022 hingga 2024. 

Lantas, siapakan yang akan ditetapkan Pemerintah Pusat untuk jadi Pj Gubernur Aceh

Informasi berkembang, salah satunya yang disebut-sebut sudah dipersiapkan untuk jadi Pj Gubernur Aceh adalah Dr Ir Indra Iskandar

Putra asli Pidie, Aceh ini sekarang menjabat Sekretaris Jenderal atau Sekjen DPR RI

Benarkan informasi itu, Indra Iskandar, yang dikonfirmasi Serambinews.com, Jumat (30/7/2021) mengaku belum mengetahui detail informasi itu. 

"Saya siap menjalankan setiap amanah yang diembankan," jawabnya diplomatis. 

Dr Ir Indra Iskandar MSi (kanan) bersama Koordinator Bidang Keagamaan Keluarga Ureung Pidie (KUPI) Jakarta, Rahmad Adam MAg
Dr Ir Indra Iskandar MSi (kanan) bersama Koordinator Bidang Keagamaan Keluarga Ureung Pidie (KUPI) Jakarta, Rahmad Adam MAg (For Serambinews.com)

Baca juga: Politikus PNA Apresiasi Sikap Mualem yang Terima Penundaan Pilkada Aceh

Baca juga: Pilkada Aceh Digelar 2024, Politisi PNA Minta Mendagri Serahkan Nama Calon Pj Gubernur Aceh ke DPRA

Baca juga: Muhammad Nazar, Pilkada Aceh bukan Lex Specialis, Pilkada Aceh 2012 Juga Bergeser

Profil Indra Iskandar

Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, barang kali masih banyak yang belum tahu, ternyata Sekretaris Jenderal atau Sekjen DPR RI, Dr Ir Indra Iskandar MSi, adalah putra asli Aceh. 

Ayahnya, Abu Bakar asal Gampong Puuk, Kemukiman Lhang Tijue, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Sedangkan ibunya asal Gampong Keuniree, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh. 

Keduanya diperkirakan sudah merantau ke Jakarta sejak tahun 1950-an. 

Adapun Indra Iskandar lahir di Rawamangun, Jakarta pada 14 November 1966. 

Pria yang kini hampir berusia 55 tahun itu mengawali karirnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemprov DKI Jakarta.

Karirnya pun bersinar, sehingga setelah reformasi tahun 1998, ketika Presiden dijabat KH Abdurrahman Wahid, Indra Iskandar diminta untuk membantu Presiden yang lebih dikenal Gus Dur ini. 

"Dengan Gus Dur, pernah sama-sama dalam satu forum demokrasi di Istana melalui Kementerian Sekretariat Negara (Sekneg)," kata Indra Iskandar menjawab Serambinews.com, Jumat (30/7/2021). 

Sederet tugas dan jabatan pernah dipercayakan kepada Indra Iskandar di Kemensesneg hingga ia menjabat Kepala Biro Umum dan Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Daerah.

Menurutnya, ada satu tugas menarik yang diamanahkan Gus Dur kepadanya, tetapi tak banyak diketahui orang. 

Ya, pada tahun 2000, Indra mendapat tugas khusus dari Presiden Gusdur. 

Tugas itu, yakni mendampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) ketika itu, Bondan Gunawan bertemu Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafi'i di Aceh.

Menurut Indra, melalui pendekatan sebagai sesama anak bangsa, pertemuan yang menjadi titik awal dibukanya komunikasi secara resmi antara Pemerintah Indonesia dan GAM itu berjalan sangat kondusif dan humanis.

"Padahal ketika itu hubungan antara Pemerintah Indonesia dan GAM masih sangat panas," kata Indra Iskandar mengenang. 

Singkatnya setelah sekitar 20 tahun berkarir di Kementerian Sekretaris Negara dengan berbagai jabatan, pada 14 Mei 2018, Indra Iskandar resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal atau Sekjen DPR RI

Sebuah tugas berat di tengah memanasnya perpolitikan dalam negeri menjelang Pemilu 2019, sehingga hal ini pun berpengaruh terhadap dinamika  di DPR RI.

Namun dengan jiwa dan pengalaman kepemimpinannya yang sudah mumpuni, semuanya berjalan ringan. “Nyoe na kemauan jih yang beutoi-beutoi, pasti terbuka jalan,” kata Indra dalam Bahasa Aceh. 

Artinya jika ada kemauan yang sungguh-sungguh, pasti akan terbuka jalan, sehingga sentimen antar partai politik di DPR bisa diredam. 

Menurutnya, di bawah kepemimpinannya, Sekretariat DPR RI mulai mengimplementasikan konsep parlemen modern.

Ia menambahakn parlemen modern di tengah kondisi politik dunia yang dinamis, merupakan keniscayaan yang sedang diperjuangkan dengan sepenuh hati oleh DPR RI.

Parlemen modern atau DPR modern yang dimaksud adalah parlemen yang menerapkan transparasi, teknologi informasi, dan representasi.

Seluruh aktivitas DPR dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat melalui aplikasi online. 

"Dalam upaya ini, tentu saja DPR RI membutuhkan dukungan yang mampu mewujudkan cita-cita tersebut.

Nah, di sinilah sesungguhnya penting dan strategisnya kedudukan Sekretaris Jenderal DPR RI.

Salah satu wujud parlemen modern itu adalah dengan mengetengahkan program E-Parle.

Melalui E-Parlemen, Sekretariat DPR RI mampu menjembatani keinginan masyarakat untuk bisa mengakses secara utuh sekaligus berkomunikasi dengan para wakilnya di gedung parlemen secara online," ujar Indra. 

Hal ini juga sejalan dengan disertasinya dalam program doktor di Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu.

Disertasi itu, yakni Strategi Pengembangan Kapabilitas Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Teknologi untuk Meningkatkan Kinerja Sekretariat Jenderal DPR RI. 

Di balik itu semua, Indra merupakan sosok pemimpin yang ramah dan bersahaja. Ia juga berbaur dengan pegawai dan karyawan lainnya, termasuk bergabung dengan komunitas sepeda parlemen.

Kemudian komunitas tari parlemen, karawitan, dan berbagai komunitas lainnya yang diikuti oleh pegawai dan karyawan Setjen DPR RI. 

“Saya ingin meningkatkan indeks kebahagiaan seluruh pegawai dan karyawan Setjen DPR RI, karena setiap insan berhak bahagia.

Jika dengan menjalankan dan mengembangkan berbagai hobinya tersebut dapat membuat bahagia, kenapa juga tidak kita dukung,” pungkasnya. (*) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved