Breaking News

Internasional

Presiden Tunisia Tegaskan Akan Memerangi Migran Ilegal Masuk Negaranya

Presiden Tunisia Kais Saied menegaskan negaranya akan memerangi migran ilegal. Dia memuji hubungan bilateral dan memperbarui komitmen Tunisia melawan

Editor: M Nur Pakar
AFP
Para migran ilegal dikirim ke pusat penampungan sementara di daratan atau di kapal feri karantina yang ditambatkan di perairan depan pelabuhan Lampedusa, Tunisia. 

SERAMBINEWS.COM, ROMA - Presiden Tunisia Kais Saied menegaskan negaranya akan memerangi migran ilegal.

Dia memuji hubungan bilateral dan memperbarui komitmen Tunisia melawan migrasi ilegal di Mediterania.

Sebuah komunike dari kepresidenan Tunisia mengatakan presiden menyatakan keinginannya untuk melindungi hak dan kebebasan dan memperkuat keamanan dan stabilitas.

Saled menegaskan sikap negaranya terhadap migran ilegal, Perdagangan Manusia dan penyelundupan.

Dia juga memperingatkan agar tidak mengeksploitasi masalah ini secara politis selama waktu yang "halus" seperti yang dialami negara saat ini.

Sumber di Kedutaan Besar Italia di Tunisia kepada Arab News, Senin (2/8/2021) mengatakan Saied tetap ingin melanjutkan kerja sama bilateral.

Baca juga: Tunisia Sambut Anak-anak Migran, Diberi Kesempatan Mengecap Pendidikan

Hal itu sesuai dengan semua kesepakatan yang dibuat di kedua belah pihak mengenai masalah migrasi dalam beberapa tahun terakhir.”

Sementara itu, kedatangan para migran ke Pulau Lampedusa terus berlanjut karena kondisi laut yang membaik.

Pada Senin (2/8/2021), Penjaga Pantai Tunisia menginformasikan 11 operasi untuk mencegah migran ilegal selama akhir pekan.

Dimana, sebanyak 188 migran di berbagai kapal berhenti di berbagai wilayah di negara itu.

Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan dalam sebuah komunike setelah upacara dengan Presiden Saied dan Duta Besar Italia bahwa 56 orang yang dihentikan berasal dari negara-negara Afrika.

Tetapi tidak menyebutkan kebangsaan mereka.

Sebelas dari mereka sudah dicari karena berulang kali mencoba mencapai pantai Italia dan Eropa secara ilegal.

“Mereka dapat mengatakan apa yang mereka inginkan, tetapi kebanyakan dari mereka adalah orang Tunisia dari Tunisia,” kata Pendeta Michele Giordano dari Caritas di Sisilia.

Aktivitas pasukan keamanan Tunisia untuk melawan migrasi dari negara itu mungkin datang sebagai tanggapan atas wawancara.

Baca juga: Kasus Virus Corona di Tunisia Meroket, Arab Saudi Janjikan Bantuan Vaksin dan Peralatan Medis

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved