Internasional
Virus Corona Varian Delta Menjungkirbalikkan Kalkukasi Politikus AS, Dari Presiden Sampai Senator
Virus Corona yang awalnya menjadi fokus Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden AS Joe Biden kembali menjadi titik awal perang melawan
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Virus Corona yang awalnya menjadi fokus Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden AS Joe Biden kembali menjadi titik awal perang melawan Covid-19.
Virus Corona varian Delta yang muncul saat ledakan kasus virus Corona di India menyebar secara meluas di seluruh negara bagian AS.
Dilansir AP, Rabu (4/8/2021), pekan ini atau terlambat sebulan, Biden memenuhi janjinya, yaitu 70% orang dewasa AS telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Covid-19.
Awalnya dipahami sebagai penegasan ketahanan Amerika bertepatan dengan Hari Kemerdekaan.
Sebuah tonggak sejarah yang terlambat, hanya menawarkan sedikit untuk dirayakan.
Didorong oleh varian delta, kasus baru rata-rata lebih dari 70.000 sehari, di atas puncak musim panas lalu ketika tidak ada vaksin yang tersedia.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menuai kritik dari para ahli di komunitas medis dan ilmiah atas rekomendasi maskernya yang tidak langsung.
Tetapi varian delta tidak membuat perbedaan dalam hal politik.
Jika respons pandemi Biden dirasa kurang, gubernur Partai Republik yang menentang mandat pandemi juga menghadapi pertanggungjawaban.
Mereka juga mengandalkan latar belakang kasus yang menurun.
Sebaliknya pasien yang tidak divaksinasi memadati rumah sakit.
Baca juga: Iran Catat Rekor Baru, Kasus Virus Corona Sehari 37.189 Orang, Lockdown Segera Dipertimbangkan
Pendekatan berbasis proses administrasi Biden berhasil memberikan lebih dari cukup vaksin untuk melindungi negara, cukup untuk mengirimkan 110 juta dosis ke luar negeri.
Ketika presiden pertama kali menetapkan target vaksinasi 70% pada 4 Mei, AS mengeluarkan sekitar 965.000 dosis pertama per hari,.
Tingkat dua kali lebih cepat dari yang diperlukan untuk mencapai tujuan 4 Juli 2021.
Sementara Gedung Putih mengetahui survei publik yang menunjukkan petak populasi yang tidak mau atau tidak termotivasi untuk mendapatkan suntikan.