Virus Marburg
Muncul Virus yang Mematikan, Ahli Biokimia: Konsekuensi Ketika Kita Menyerbu Wilayah Satwa Liar
Ahli Biokimia di Universitas Federal Rio Grande do Sul di Brazil, Mellanie Fontes Dutra angkat bicara atas kemunculan virus Marburg yang mematikan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM – Ahli Biokimia di Universitas Federal Rio Grande do Sul (UFRGS) Brazil, Mellanie Fontes Dutra angkat bicara atas kemunculan virus Marburg yang mematikan.
Virus Marburg yang mematikan dilaporkan pada Jumat, 6 Agustus 2021 di Prefektur Guéckédou, Wilayah Nzérékoré, Guinea (Afrika Barat).
Virus ini ditemukan pada seorang laki-laki, dengan gejala, sakit kepala, kelelahan, sakit perut, dan pendarahan gusi.
Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia, dan hasil swab oral post-mortem mengonfirmasi sampel positif untuk penyakit virus Marburg dan negatif untuk penyakit virus ebola.
Menanggapi kemunculan virus Marburg, Ahli Biokimia Mellanie Fontes Dutra mengatakan kemunculan virus ini terjadi karena ketidakseimbangan ekologis.
“Kasus-kasus seperti ini dari MARV (virus Marburg) mengingatkan kita tentang konsekuensi ketika kita menyerbu wilayah satwa liar,” katanya, diakun Twitter @mellziland pada Selasa (10/8/2021).
“Kita saling berhubungan dengan spesies yang menghuni planet ini, dan ketidakseimbangan ekologis dapat memicu fenomena ini,” papar Mellanie.

Ia mengatakan, epidemi Marburg secara historis lebih kecil dan lebih terkendali daripada epidemi Ebola.
“Namun, deteksi kemunculan pertama di Guinea memberi kita peringatan penting tentang penyebaran infeksi,” Mellanie.
Ia mengungkapkan, hubungan manusia dengan mahluk hidup di planet ini dan ekosistemnya perlu direvisi.
“Meskipun itu adalah pembicaraan yang sama sekali tidak nyaman, tapi itu sangat diperlukan,” tuturnya.
Virus Marburg terjadi secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman, dan di Beograd, Serbia, pada tahun 1967, yang menjadi awal penyakit tersebut.
Baca juga: Virus Marburg Mematikan Muncul di Afrika, WHO Keluarkan Peringatan Berbahaya: Fatalitas Kasus Tinggi
Wabah ini muncul saat pekerjaan laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang didatangkan dari Uganda.
Selain itu, infeksi virus Marburg pada manusia terjadi akibat kontak yang terlalu lama dengan tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.
Rousettus aegyptiacus merupakan kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae, dianggap sebagai inang alami virus Marburg.