Virus Marburg
Muncul Virus yang Mematikan, Ahli Biokimia: Konsekuensi Ketika Kita Menyerbu Wilayah Satwa Liar
Ahli Biokimia di Universitas Federal Rio Grande do Sul di Brazil, Mellanie Fontes Dutra angkat bicara atas kemunculan virus Marburg yang mematikan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Hari itu, Kementerian Kesehatan Guinea (negara di Afrika Barat) memberi tahu WHO tentang kasus terkonfirmasi penyakit virus Marburg (MVD) di Prefektur Guéckédou, Wilayah Nzérékoré, Guinea.

Desa tempat kasus itu berada di dekat perbatasan Sierra Leone dan Liberia.
“Ini adalah kasus pertama yang diketahui dari penyakit virus Marburg di Guinea dan di Afrika Barat,” WHO mengatakan.
Kasus ditemukan pada seorang laki-laki, dengan gejala yang mulai muncul sejak tanggal 25 Juli 2021.
Karena tak kunjung sembuh, pada tanggal 1 Agustus 2021 ia mengunjungi fasilitas kesehatan di dekat desa tempat tinggalnya.
Kepada tenaga kesehatan, ia mengalami gejala demam, sakit kepala, kelelahan, sakit perut, dan pendarahan gusi.
Tes diagnostik cepat untuk malaria dilakukan dan hasilnya negatif.
Baca juga: Pakar Penyakit Menular Arab Saudi Sebut Virus Corona Delta Plus Belum Disetujui Medis Global
Pasien kemudian mendapatkan perawatan dengan rehidrasi, antibiotik parenteral dan pengobatan untuk mengatasi gejala.
Pada tanggal 2 Agustus 2021, dia dinyatakan meninggal dunia.
Tim kemudian mengumpulkan sampel swab oral post-mortem, yang dikirim pada hari yang sama ke laboratorium rujukan demam berdarah virus di Guéckédou.
Pada 3 Agustus, hasil mengonfirmasi sampel positif untuk penyakit virus Marburg dan negatif untuk penyakit virus ebola.
Kementerian Kesehatan Guinea bersama WHO mengeluarkan peringatan untuk meningkatkan fasilitas perawatan kesehatan masyarakat.
Menyusul peringatan tersebut, tim investigasi yang terdiri dari otoritas nasional dan pakar WHO dikerahkan untuk melakukan penyelidikan mendalam.
Virus Marburg merupakan penyebab penyakit virus Marburg (MVD), penyakit dengan rasio fatalitas kasus hingga 88 persen.
Otoritas terkait telah membatasi perjalanan dari dan ke Guinea, selepas ditemukannya kasus virus Marburg yang mematikan ini.