Berita Aceh Singkil
Bentrok Keluarga di Hutan Singkil, Parang & Kayu Jadi Senjata, Lapak Rebutan Kayu Kawasan Terlarang
Namun kayu juga turut menjadi senjata dalam bentrok maut melibatkan delapan orang yang terdiri atas ayah, anak, menantu, dan abang serta adik itu.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Sekitar 45 menit naik perahu ke arah hulu sungai di sebelah kiri ada sungai kecil yang di pintu masuknya terdapat gapura besi bertuliskan Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
Sungai kecil itu bernama Lae Treup alur masuk ke Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
Sekitar setahun lalu Serambinews.com, masuk ke Suaka Margasatwa Rawa Singkil, di dalam terdapat pondok pencari lele. Kemudian bunga vanda hookeriana, orangutan dan tentu saja aneka jenis pepohonan besar kecil.
Pohon itu lokasinya cukup jauh dari sungai Lae Treup. Menjangkaunya harus masuk ke dalam selanjutnya jalan kaki di hamparan rawa.
Suaka Margasatwa Rawa Singkil, sesungguhnya merupakan kawasan terlarang untuk menebang kayu. Namun di situlah lapak atau anca penebangan kayu pelaku perkelahian berujung kematian.
Penjabat (Pj) Keuchik Rantau Gedang, Kecamatan Singkil, Irwansyah Rizal, yang warganya meninggal dalam perkelahian mengatakan penyebab perkelahian diduga kuat perebutan lokasi pengambilan kayu.
Baca juga: Ayah dan Anak Duel Maut Pakai Parang, Keduanya Dilarikan ke Rumah Sakit karena Luka Parah
Irwansyah menceritakan dalam hutan ada satu lokasi pengambilan kayu yang jalan masuknya dari sungai kecil Lae Treup.
Diceritakan Pj Keuchik Rantau Gedang, Eko Handayani warganya yang jadi korban meninggal membuka jalan menuju lokasi pengambilan kayu. Warga setempat menyebut lokasi pengambilan kayu sebagai lapak atau anca.
Di pihak lain Bangun Angkat korban luka parah buka jalan dari sisi lain, namun ternyata tujuan lokasi pengambilan kayu sama.
Inilah yang menjadi biang perseteruan Eko dengan Bangun Angkat. Kedua belah pihak saling klaim lapak tersebut miliknya. Walau sesungguhnya kawasan itu milik negara yang tak boleh ditebang kayunya.
"Kayunya sendiri Wallahu a'lam, milik Tuhan," kata Irwansyah.
Puncaknya dimulai ketika Bangun Angkat menebang kayu dari lokasi perseteruan tersebut. Pada hari kejadian perkelahian, sebut Irwansyah kayu yang ditebang Bangun Angkat, dibelah oleh Eko Handayani.
"Almarhum Eko membelah karena merasa kayu yang ditebang Bangun Angkat, berada di lapaknya," kata Irwansyah Rizal, Kamis (11/8/2021).
Ketika sedang membelah kayu itulah Eko didatangi Bangun Angkat bersama empat anaknya. Hingga terjadi pertengkaran berujung perkelahian gunakan senjata tajam.
Usai kejadian itu Eko Handayani dan Awaludin mencari Kamilin. Kamilin merupakan kakak Eko dan adik dari Awaludin.