Korban Meninggal juga Dihantam dengan Kayu, Kasus Bentrok Berdarah Sesama Saudara di Hutan Singkil
Bentrok berdarah sesama saudara di hutan kawasan Lae Treup, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, yang menyebabkan satu orang meninggal dunia
Irwansyah menceritakan, dalam hutan ada satu lokasi pengambilan kayu yang jalan masuknya dari sungai kecil Lae Treup.
Menurut Keuchik, Eko Handayani--warga desanya yang meninggal dunia dalam bentrok berdarah-- itu membuka jalan menuju lokasi pengambilan kayu (warga setempat menyebutnya sebagai lapak atau anca).
Sementara Bangun Angkat--korban luka parah--membuka jalan dari sisi lain.
Namun, ternyata tujuan lokasi pengambilan kayunya sama.
Inilah yang menjadi biang perseteruan Eko dengan Bangun Angkat.
Keduanya saling klaim lapak tersebut milik mereka masing-masing.
Walau sesungguhnya kawasan tersebut merupakan milik Negara yang tak boleh ditebang kayunya.
"Kayunya sendiri Wallahu a'lam, milik Tuhan," kata Irwansyah.
Puncaknya dimulai ketika Bangun Angkat menebang kayu dari lokasi perseteruan tersebut.
Pada hari kejadian, sebut Irwansyah, kayu yang ditebang Bangun Angkat, dibelah oleh Eko Handayani.
"Eko (almarhum) membelah karena merasa kayu yang ditebang Bangun Angkat, berada di lapaknya," jelas Irwansyah.
Ketika sedang membelah kayu itulah Eko didatangi Bangun Angkat bersama empat anaknya.
Hingga terjadi pertengkaran yang berujung dengan perkelahian menggunakan senjata tajam.
Usai kejadian itu, Eko Handayani dan Awaludin mencari Kamilin.
Kamilin merupakan kakak Eko dan adik dari Awaludin.