Berita Banda Aceh

Jalan Tol Sigli - Banda Aceh akan Beroperasi Oktober 2022, Ini Perkembangan Tol Aceh Hingga Binjai  

Sedangkan tiga seksi lagi, yakni seksi 1 Padang Tiji - Seulimuen (25 kilometer), seksi 2 Seulimuem - Jantho (6 kilometer) dan seksi 5 Blang Bintang

Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Progres Tol Sibanceh Aceh di Ujung Pulau Sumatera (Siaran Langsung) 

Sedangkan tiga seksi lagi, yakni seksi 1 Padang Tiji - Seulimuen (25 kilometer), seksi 2 Seulimuem - Jantho (6 kilometer) dan seksi 5 Blang Bintang - Kuta Baro (8 kilometer) akan beroperasi Oktober 2022. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Jalan tol ruas Sigli - Banda Aceh atau lebih dikenal jalan Tol Sibanceh saat ini baru beroperasi dua seksi, yakni seksi 4 Indrapuri - Blang Bintang (14 kilometer). 

Kemudian Seksi 3 Jantho - Indrapuri (sepanjang 16 kilometer). 

Sedangkan tiga seksi lagi, yakni seksi 1 Padang Tiji - Seulimuen (25 kilometer), seksi 2 Seulimuem - Jantho (6 kilometer) dan seksi 5 Blang Bintang - Kuta Baro (8 kilometer) akan beroperasi Oktober 2022. 

Artinya, dengan demikian semua ruas jalan tol Sibanceh mulai dari kawasan Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar hingga Padang Tiji, Pidie sepanjang 73 atau 74 kilometer akan beroperasi bulan Oktober 2022.  

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau DPMPTSP Aceh, Martunis, menyampaikan hal ini saat konferensi pers terkait Realisasi Investasi Aceh Triwulan II 2021.

Salah satunya investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), termasuk pembangunan jalan tol di Aceh. 

Baca juga: Pansus DPRA Janji Selesaikan Tanah Jalan Tol

Konferensi pers ini berlangsung di Aula Kantor DPMPTSP Aceh, Jumat (13/8/2021).

Turut hadir dalam acara ini sejumlah mitra kerja instansi vertikal, seperti BPS, Kanwil Ditjen Pajak, Kanwil Ditjen Perbendaharaan, OJK, BI, Biro Ekonomi, SKPA.

Martunis mengatakan, dirinya sangat optimis target investasi Aceh tahun 2021 senilai Rp 6,650 trilliun itu, akan tercapai. 

Alasannya, data realisasi investari triwulan II senilai Rp 6,489 triliun itu baru sampai posisi akhir Juni.

Sementara investasi baru yang masuk pada bulan Juli, Agustus, dan seterusnya pihak penaman modal belum menyampaikan laporannya.

"Oleh karena itu, kalau laporan itu nanti masuk ke DPMPTSP Aceh, nilainya akan bertambah besar lagi,” ujar Martunis.

Baca juga: Warga Padang Tiji Protes Ganti Rugi Lahan Jalan Tol di Depan Pansus DPRA, Situasi Sempat Memanas

Martunis mengatakan meski nilai realisasi investasi triwulan II Aceh sangat lumayan bagus, namun kendala masih tetap ada.

Antara lain lambatnya proses pelaksanaan PPA dan DPT dari PLN, untuk bidang investasi kelistrikan. 

Kemudian kendala izin masuk investor asing selama pendemi Covid-19 masih dibatasi. 

Selanjutnya untuk daerah kawasan (PPS Kutaradja lampulo), limit sewa lahannya masih singkat.

Selain itu, kendala perubahan sistem pemrosesan perizinan ditingkat pusat antara lain Izin Prinsip, OSS 1.0, OSS 1.1, OSS BRA, mempengaruhgi percepatan realisasi investasi ke daerah.

“Kemudian pengawasan yang belum terpadu, dikhawatirkan menggangu iklim investasi, ”ujar Martunis.

Martunis mengatakan, Aceh masih memiliki potensi investasi yang besar, baik untuk PMDN maupun PMA.

Kepala DPMPTSP Aceh, Martunis dan Kabid Pengawas Investasi, Joni, sedang berikan penjelasan realisasi investasi di Aceh triwulan di Aula Kantor DPMPTSP Aceh kepada wartawan, SKPA serta intansi vertikal, Jumat (13/8/2021)
Kepala DPMPTSP Aceh, Martunis dan Kabid Pengawas Investasi, Joni, sedang berikan penjelasan realisasi investasi di Aceh triwulan di Aula Kantor DPMPTSP Aceh kepada wartawan, SKPA serta intansi vertikal, Jumat (13/8/2021) (DPMPTSP Aceh)

Baca juga: Pembayaran Ganti Rugi Lahan Jalan Tol Binjai-Langsa Bersamaan Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah

Jalan tol di Aceh

Untuk PMDN, salah satunya proyek investasinya adalah jalan tol, masih ada dua ruas jalan tol lagi yang belum jalan yaitu ruas Langsa - Lhokseumawe dan Lhokseumawe - Pidie.

Sementara untuk ruas Langsa – Binjai, Sumut, tahapan pelaksanaan proyeknya sudah sampai pada proses pembebasan tanah.

"Sedangkan untuk ruas jalan Tol Sigli – Banda Aceh, dua seksi sudah beroperasi. Tiga seksi lagi akan beroperasi Oktober 2022," kata Martunis. 

Untuk investasi penanaman modal asing atau PMA, kata Martunis, potensi penambahan nilai investasinya masih ada.

Salah satu paket proyeknya adalah Proyek PLTU III dan IV, di Nagan Raya, saat ini sudah mulai kegiatan konstruksi.

Martunis juga, menjelaskan beberapa rencana kegiatan investasi  di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe, dan PPS Kutaradja Lampulo.

Sedangkan di Kawasan Industri Ladong, sampai kini belum ada realisasi investasinya.

Di Kawasan KEK Arun Lhokseumawe, peminat yang akan berinvestasi sangat banyak, namun para investornya sedang mengurus perizinan dan pendanaan investasinya.

Salah satunya, adalah PT PIM, mulai membangun pabrik pupuk NPK. Sedangkan PT PLN (persero), sudah membangun PLTGM di Kawasan KEK Arun Lhokseumawe, tahap I sebesar 100 MW dan tahap II 200 MW.

Perusahaan lainnya, seperti PT Pertamina, PT Pelindo, sedang melakukan konsolidasi internal dan mereka juga, menurut infonya akan melakukan kegiatan investasi di KEK Arun Lhokseumawe tersebut.

"Tapi, kapan investasinya bisa direalisasikan, kita tunggu saja dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Martunis. 

Baca juga: KMPAN Usul Nama Tgk Hasan Tiro untuk Nama Jalan Tol Aceh, Begini Tanggapan Mantan Jubir Partai Aceh

Sudah terealisasi Rp 6,489 triliun

Seperti diberitakan Serambinews.com, Jumat (13/8/2021), DPMTSP Aceh menyatakan realisasi investasi Aceh pada triwulan II (Januari -Juni) 2021 sudah mencapai Rp 6,489 triliun. 

Secara persentase sudah 97,58 persen dari target yang ditetapkan tahun ini senilai Rp 6,650 triliun.

Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal DPMPTSP Aceh, Joni didampingi Kepala DPMPTSP Aceh, Martunis menyampaikan hal ini saat konferensi pers terkait Realisasi Investasi Aceh Triwulan II 2021.

Konferensi pers ini berlangsung di Aula Kantor DPMPTSP Aceh, Jumat (13/8/2021).

“Realisasi investasi itu lebih didominasi investasi penanaman modal dalam negeri atau PMDN senilai Rp 5,271 triliun atau sebesar 81,23 persen.

Sedangkan realisasi penanaman modal asing atau PMA sebesar 18,77 persen atau senilai Rp 1,218 triliun,” kata Joni. 

Realisasi investasi penanaman modal dalam negeri dan asing

Joni menyebutkan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan II senilai Rp 5,271 trilliun itu bersumber dari 1.919 paket proyek yang tersebar di 23 kabupaten/kota.

Sumbangan terbesar dari Lhokseumawe mencapai Rp 2,472 trilliun, dengan jumlah paket proyek investasi PMDN 140 paket.

Kemudian Aceh Besar senilai Rp 1,055 triliun dengan jumlah 512 paket proyek dan selanjutnya Aceh Tengah Rp 430,865 miliar dengan jumlah 20 paket proyek.

Sementara untuk realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan II senilai Rp 1,218 trilliun tersebut, sumbangan terbesar, pertama dari Nagan Raya Rp 44,3 juta dolar AS, dengan jumlah 6 paket proyek.

Kedua, Aceh Singkil 20,2 juta Dollar AS dengan jumlah 3 paket proyek. 

Ketiga,  Aceh Tenggara 11,7 juta Dollar AS, dengan jumlah 2 paket proyek lainnya.

Untuk sektor usahanya, kata Joni, investasi PMDN, masih tetap dari bidang listrik, gas dan air senilai Rp 3,220 triliun.

Kemudian konstruksi senilai Rp 853,8 miliar, selanjutnya bidang makanan senilai Rp 261,5 miliar, jasa lainnya Rp 202,9 miliar dan di bidang industri kimia dan farmasi senilai Rp 198,7 miliar.

Untuk investasi PMA, juga pada bidang usaha listrik, gas dan air, sumbangan terbesarnya dengan nilai 56,8 juta dollar AS, kemudian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan senilai 18,9 juta dollar AS.

Selanjutnya bidang usaha transfortasi, gudang dan telekomunikasi senilai Rp 3,266 juta dollar AS, bidang industri makanan senilai 3,1 juta dollar AS dan bidang pertambangan 544.699 dollar AS.

Urutan penanaman modal asing

Joni mengatakan, dari sejumlah negara yang melakukan penanaman modal asingnya ke Aceh, pada triwulan II 2021 ini, ada lima negara yang realisasi investasi PMA sangat besar. 

Pertama, Hongkong, RRC senilai 43,677 juta Dollar AS, kemudian Malaysia 34,581 juta Dollar AS.

Ketiga Belgia senilai Rp 2,122 juta dollar Amerika, keempat Korea Selatan 1,148 juta dollar AS, dan kelima Singapura senilai 832.436 dollar AS.

Untuk sebaran tenaga kerja, dari realisasi investasi PMDN sebut Joni, paling banyak di Aceh Besar mencapai 1.134 orang, salah satu paket proyeknya adalah pembangunan jalan tol Sigli - Banda Aceh.

Kemudian Aceh Barat sebanyak 584 orang dan Kota Banda Aceh 328 orang.

Realisasi investasi Aceh triwulan II (Jan – Juni 2021) senilai Rp 6,489 trilliun itu, menurut Joni, meningkat dibandingkan realisasi investasi tahun lalu periode yang sama hanya Rp 4,954 triliun atau meningkat 30,98 persen.

“Kondisi ini menggambarkan, dalam kondisi pandemi Covid-19 pada tahun kedua ini, minat dan semangat orang untuk berinvestasi di Aceh masih sangat tinggi,” ujar Joni. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved