Taliban Mulai Pimpin Afghanistan, Ampuni Semua Pegawai Pemerintahan, Minta Semua Kembali Bekerja

Kelompok Taliban mengumumkan adanya amnesti massal kepada semua pegawai pemerintah Afghanistan, meminta mereka untuk tetap bekerja.

Editor: Faisal Zamzami
AP/Zabi Karimi
Satu anggota Taliban yang dikelilingi teman-temannya duduk di kursi Presiden Afghanistan di Kabul, Minggu (15/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM - Kelompok Taliban memulai kembali aktivitas pemerintahan di Kabul, ibu kota Afghanistan, dua hari setelah mereka mengambil alih kekuasaan.

Taliban memberikan pengampunan terhadap seluruh pejabat dan pegawai pemerintahan dan mendorong mereka kembali bekerja seperti biasanya.

Kelompok Taliban mengumumkan adanya amnesti massal kepada semua pegawai pemerintah Afghanistan, meminta mereka untuk tetap bekerja.

"Pengampunan umum sudah diberikan. Jadi kalian semua harus tetap bekerja seperti biasanya," ujar pemberontak dilansir AFP Selasa (17/8/2021).

Kabar amnesti itu muncul setelah banyak kalangan takut jika pemberontak akan melakukan aksi balas dendam kepada mereka.

 Mereka yang ketakutan kebanyakan bekerja di pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang mendapatkan dukungan Barat.

Dilansir BBC, ketakutan juga disuarakan warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan pemerintah AS sebagai penerjemah.

Taliban dikenal karena menjalankan hukuman brutal dan ditudung melakukan kejahatan perang, yang mereka bantah.

Sementara itu dari Washington, AS menyatakan mereka bisa mengakui Taliban sebagai pemerintahan yang sah.

Syaratnya, pemberontak harus menghormati hak-hak perempuan dan mencegah kelompok ekstrem seperti Al-Qaeda.

Dalam konfernsi pers, juru bicara kementerian luar negeri Ned Price menerangkan akan memantau setiap kebijakan Taliban.

"Pemerintahan Afghanistan yang baru harus menerapkan hak dasar bagi rakyatnya, tidak mendukung teroris, maupun mendukung perempuan dan gadis bisa bekerja sama dengan kami," kata dia.

Dia menjelaskan negosiator andalan Washington, Zalmay Khalilzad, tengah berada di Qatar dan terus menjalin kontak dengan milisi.

Price mengakui beberapa dialog yang dilakukan Khalilzad dengan pemberontak berlangsung secara kondusif.

"Tetapi sekali lagi, jika menyangkut Taliban maka kami harus mengamati tindakannya daripada menelan ucapan mereka," tegasnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved