Kisah Tokoh

Kisah Teladan Pendiri Bangsa, H Agus Salim tak Punya Uang Beli Kain Kafan Anaknya

kisah H Agus Salim. "Jika kita ingin belajar kesahajaan dan kesederhanaan, cukuplah kita belajar dari H. Agus Salim

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
Wikimedia
H Agus Salim, kisah teladan pendiri bangsa 

Laporan Fikar W.Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA  - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo membeberkan kisah sangat menyentuh yang dilakoni para pendiri bangsa.

Kisah teladan itu disampaikan dalam Peringatan Hari Konstitusi dan Hari Lahir MPR RI ke 76 di Gedung MPR RI, Rabu (18/8/2021).

"Ijinkan saya menyampaikan beberapa kisah kehidupan para pendiri bangsa yang patut kita teladani," kata Bambang.

Ia mulai dengan kisah H Agus Salim. "Jika kita ingin belajar kesahajaan dan kesederhanaan, cukuplah kita belajar dari H. Agus Salim.

Baca juga: Pasang Foto Berlatar Masjid Raya Aceh, Mesut Ozil Ucap Selamat HUT RI, Netizen: Hana Ubat Tgk Ozil

Dia adalah seorang diplomat ulung yang tidak malu mengenakan jas lusuh dan bertambal, seorang menteri, dan pendiri bangsa yang sering kekurangan uang belanja," kata Bambang.

Dalam kehidupan kesehariannya, lanjut Bambang Soesatyo, H. Agus Salim, adalah seorang kontraktor, karena tempat tinggalnya selalu berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya.

Salah satu kontrakannya adalah sebuah rumah mungil dengan satu ruangan besar, yang berada di gang sempit dan padat penduduk di bilangan Jatinegara.

Begitu pintu dibuka akan ada koper-koper terkumpul di sudut rumah, dan kasur-kasur digulung di sudut lainnya.

Baca juga: Pencari Sarang Walet Jatuh ke Jurang Ternyata Baru Menikah 5 Bulan, Ini Aktivitas Sehari-hari

Di situlah H. Agus salim menerima tamu, makan, dan tidur bersama isteri dan anak-anaknya.

Kontrakan yang paling dikenangnya adalah di gang listrik, yang justru harus hidup tanpa listrik gara-gara ia tidak mampu membayar tagihan listrik. 

Ketika salah satu anaknya meninggal dunia, lanjut Bambang,  H. Agus Salim tidak punya uang untuk membeli kain kafan.

Jenazah anaknya dibungkus dengan taplak meja dan kelambu. Ia menolak pemberian kain kafan baru.

“Orang yang masih hidup lebih berhak memakai kain baru” kata H. Agus Salim.

“Untuk yang mati cukuplah kain itu”.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved