Kesehatan
Kenali Gejala Prediabetes, Kondisi Kadar Gula Darah Lebih Tinggi dari Normal tapi Belum Dianggap DM
kondisi prediabetes pada umumnya cenderung diam dan tidak menunjukkan tanda atau gejala yang nyata. Karena kurangnya gejala, kebanyakan orang tidak m
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Prediabetes adalah kondisi kesehatan di mana kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya, tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes tipe 2.
Kondisi ini juga perlu diwaspadai.
Pasalnya, orang yang memiliki prediabetes berpotensi akan mengembangkan diabetes tipe 2 atau disebut juga diabetes melitus (DM).
Selain itu, orang yang memiliki prediabetes juga bisa meningkatkan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung dan juga stroke.
Oleh medis, prediabetes juga disebut sebagai gangguan glukosa puasa atau gangguan toleransi glukosa.
Melansir MedlinePlus, prediabetes biasanya terjadi ketika tubuh memiliki masalah dengan insulin, yaitu hormon yang membantu glukosa masuk ke sel untuk memberi mereka energi.
Masalah yang berkaitan dengan insulin ini bisa meliputi:
- Resistensi insulin, yaitu suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar. Akibatnya, sel-sel tubuh sulit untuk mendapatkan glukosa dari darah, yang kemudian menyebabkan kadar gula darah meningkat.
- Tubuh tidak dapat membuat cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah pada tingkat yang sehat.
Baca juga: Penting Makan Makanan Tradisional, dr Zaidul Akbar Ungkap Makanan Modern Picu Kolesterol & Diabetes
Baca juga: 7 Tanda Penderita Diabetes Bisa Dilihat dari Kulit, Apa Saja? Simak Penjelasan Dokter Zaidul Akbar
Sementara menurut para peneliti, faktor utama penyebab prediabetes ialah kelebihan berat badan dan tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Gejala prediabetes
Melansir Verywell Health, kondisi prediabetes pada umumnya cenderung diam dan tidak menunjukkan tanda atau gejala yang nyata.
Karena kurangnya gejala, kebanyakan orang tidak menyadari dan tahu persis kapan prediabetes mereka dimulai setelah didiagnosis.
Kondisi ini dapat tetap stabil selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi diabetes.
Dalam kasus yang jarang terjadi ketika prediabetes memang menyebabkan gejala, biasanya tidak kentara dan dapat dengan mudah terlewatkan atau disalahartikan sebagai masalah kesehatan lainnya.
Menurut Mayo Clinic, salah satu kemungkinan tanda prediabetes adalah kulit menjadi gelap pada bagian tubuh tertentu.
Daerah yang terkena dapat mencakup leher, ketiak, siku, lutut, dan buku-buku jari.
Baca juga: 10 Tanda Gula Darah Tinggi yang Perlu di Wapadai, Kesemutan Tangan dan Kaki Di Antaranya
Baca juga: Ini Kadar Asupan Gula Tambahan Diperbolehkan untuk Bayi Bawah 2 Tahun, Sebatas Pendamping ASI
Adapun tanda-tanda lain prediabetes yang bisa diperhatikan ialah seperti dikutip dari Verywell Health berikut ini.
- Rasa lapar atau haus yang berlebihan
- Penambahan berat badan
- Kelelahan
- Poliuria, yaitu sering buang air kecil yang disebabkan oleh peningkatan asupan cairan untuk menghilangkan rasa haus.
Faktor risiko
Berikut adalah beberapa faktor yang memungkinkan seseorang berisiko prediabetes, seperti dilansir dari web Mayo Clinic.
1. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama untuk prediabetes.
Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki, terutama di dalam dan di antara otot dan kulit di sekitar perut, maka semakin resisten sel-sel terhadap insulin.
2. Ukuran pinggang
Ukuran pinggang yang besar dapat mengindikasikan resistensi insulin.
Pada pria, resistensi insulin dianggap naik jika ukuran pinggang lebih besar dari 40 inci.
Sementara pada wanita lebih besar dari 35 inci.
3. Makanan
Terlalu banyak mengonsumsi daging merah atau daging olahan serta minum minuman manis dikaitkan dengan risiko prediabetes yang lebih tinggi.
Sedangkan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak zaitun dikaitkan dengan risiko prediabetes yang lebih rendah.
Baca juga: Simak 11 Gejala Diabetes Pada Anak dan Remaja, Rasa Haus Berlebihan hingga Sering Buang Air Kecil
4. Tidak aktif
Tubuh yang kurang aktif semakin memperbesar risiko prediabetes.
Aktivitas fisik akan membantu mengontrol berat badan dengan cara mengubah gula jadi energi.
Sehingga membuat tubuh menggunakan insulin lebih efektif.
5. Usia
Meskipun diabetes dapat berkembang pada usia berapa pun, risiko prediabetes meningkat setelah usia 45 tahun.
6. Riwayat keluarga
Risiko prediabetes juga akan meningkat jika memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 2.
7. Diabetes gestasional
Jika menderita diabetes saat hamil (diabetes gestasional), Anda dan anak Anda berisiko lebih tinggi terkena prediabetes.
Jika kondisi ini pernah terjadi, dokter kemungkinan akan memeriksa kadar gula darah setidaknya setiap tiga tahun sekali.
8. Sindrom ovarium polikistik
Wanita dengan kondisi umum seperti periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas memiliki risiko prediabetes yang lebih tinggi.
9. Tidur
Orang dengan apnea tidur obstruktif, yaitu suatu kondisi yang mengganggu tidur berulang kali juga memiliki peningkatan risiko resistensi insulin.
10. Perokok
Merokok dapat meningkatkan resistensi insulin.
Kondisi lain yang terkait dengan prediabetes juga meliputi:
- Tekanan darah tinggi
- Rendahnya kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL), kolesterol "baik"
- Tingkat trigliserida yang tinggi — sejenis lemak dalam darah.
Ketika kondisi ini terjadi dengan obesitas, mereka berhubungan dengan resistensi insulin.
Kombinasi dari tiga atau lebih kondisi ini sering disebut sindrom metabolik.
Baca juga: Ingin Tahu Pengaruh Diabetes, Picu Disfungsi Ereksi Pada Pria, Begini Cara Mencegahnya
Pencegahan
Pilihan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah prediabetes dan perkembangannya menjadi diabetes tipe 2.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini yaitu:
- Makan makanan sehat
- Melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik aerobik sedang dalam seminggu, atau sekitar 30 menit hampir setiap hari dalam seminggu
- Menurunkan berat badan berlebih
- Kontrol tekanan darah dan kolesterol
- Tidak merokok
(Serambinews.com/Yeni Hardika)