Kisah Wanita Gagal Aborsi, Bayinya Lahir 1 Jam Kemudian, Menangis saat Bayi Meninggal di Pelukannya

Sofia ingat momen saat merasakan tendangan dari janin di rahimnya padahal ia sudah menerima suntikan penggugur kandungan.

Editor: Faisal Zamzami
The Sun
Kisah Wanita Gagal Aborsi, Satu Jam Kemudian Menangis Usai Bayinya Lahir & Meninggal di Pelukannya 

SERAMBINEWS.COM - Sebuah kisah wanita gagal melakukan aborsi, setelah satu jam kemudian bayinya lahir akhirnya meninggal dunia.

Bayi yang malang itu meninggal di pelukan ibu kandungnya sendiri, orang yang ingin mengaborsinya.

Kisah wanita aborsi bayinya ini dialami Sofia Khan (35), wanita dari Bolton, Amerika Serikat.

Ia membuat keputusan memilukan untuk mengakhiri kehamilannya setelah mengetahui putranya yang ia beri nama Mohammed, memiliki kelainan serius hingga mungkin tak bertahan.

Sofia ingat momen saat merasakan tendangan dari janin di rahimnya padahal ia sudah menerima suntikan penggugur kandungan.

Bidan dan perawat yang melakukan suntikan itu tidak percaya, tapi Sofia benar bahwa bayinya tetap hidup meski mereka mencoba 'membunuhnya'.

Sofia dan suaminya, Shakeel, yang telah memiliki anak berusia 2 tahun, sebelumnya begitu senang ketika Sofia hamil lagi pada akhir 2017.

Tapi pemindaian pada usia 20 minggu menunjukkan bayinya menderita spina bifida, kondisi saat tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi tidak berkembang.

Sofia begitu hancur saat mengetahui putranya sakit.

"Aku hancur, aku mencoba positif bahwa dia akan sehat setelah dioperasi."

Tapi harapan Sofia pupus.

Kisah Wanita Gagal Aborsi, Satu Jam Kemudian Menangis Usai Bayinya Lahir & Meninggal di Pelukannya
Kisah Wanita Gagal Aborsi, Satu Jam Kemudian Menangis Usai Bayinya Lahir & Meninggal di Pelukannya (The Sun)

Baca juga: Sekongkol Aborsi Anak, 2 Keluarga di Sabang Dilimpah ke JPU, Terancam 15 Tahun Penjara, Ini Kasusnya

Baca juga: Bayi Hamil Luar Nikah Meninggal Saat Aborsi, Bidan, Ortu Korban & Pelaku serta Nenek Jadi Tersangka

Pemindaian selanjutnya menunjukkan janin juga tak memiliki sendi lutut dan cairan di sekitar otaknya.

Setelah banyak berdiskusi dengan dokter, Sofia dan suami akhirnya memutuskan untuk mengaborsi anak mereka.

Mereka merasa itulah yang terbaik bagi si janin, karena ia tak mungkin hidup normal jika lahir nanti.

Pada kehamilan 25 minggu pada Februari 2018 Sofia pergi ke Rumah Sakit St Mary, Manchester, yang merupakan bagian dari Yayasan NHS Universitas Manchester, untuk mengakhiri kehamilan.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved