Berita Aceh Barat Daya
Nelayan Abdya Panen Udang Sabu, Segini Harga Udang Rebon Kering dan Basah
Sejak sepekan terakhir masyakarat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) panen udang rebon atau udang Sabu
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sejak sepekan terakhir masyakarat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) panen udang rebon atau udang Sabu.
Sejumlah nelayan tradisional di wilayah pesisir pantai mulai dari Gampong Padang Kawa, Blang Padang dan Mon Mameh Kecamatan Tangan-Tangan serta sebagian pesisir Gampong Rubek Meupayong hingga Padang Baru, Kecamatan Susoh, saat ini sedang sibuk memanen udang sabu (Rebon).
Ini menjadi berkah tersendiri bagi para nelayan yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil tangkapan di laut.
Dalam sekali membentangkan pukat darat ke laut, nelayan bisa mendapatkan udang rebon hingga 1 ton.
Hal ini seperti yang diakui seorang nelayan di Gampong Padang Kawa, Hasan.
Baca juga: Kisah Nelayan Aceh Barat Ditabrak Kapal Pengangkut Barang, Mengapung di Atas Fiber Hingga Selamat
"Kalau sudah puncaknya bisa sampai 1 ton sekali kita bentangkan jaring pukat darat. Karena ini baru awal, paling 4 kuintal saja," kata Hasan saat ditemui di pinggir pantai Padang Kawa, Rabu (25/8/2021).
Hasan sendiri baru aktif melaut lagi setelah dua pekan memperbaiki perahu, ditambah dengan adanya gelombang tinggi yang terjadi di Perairan wilayah setempat.
Ia bersama nelayan lainnya, mulai melaut dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Menurutnya, musim udang rebon akan berlangsung sampai bulan September atau hanya akan berakhir di Bulan Agustus ini nanti.
"Musim rebon biasanya sampai dua bulan terkadang ada yang satu bulan. Ya Alhamdulillah, hasilnya bisa buat kebutuhan sehari-hari keluarga," ucapnya.
Baca juga: Kawanan Ikan Kuwe Datang Lagi Ke Aceh Selatan, Kali Ini Nelayan Panen 6 Ton Ikan Pakai Pukat Darat
Sementara harga udang sabu kering per kilogramnya bisa mencapai sekira Rp 40.000.
Sedangkan untuk udang sabu yang baru di tangkap dalam keadaan masih basah dibandrol dengan harga Rp 300.000 per keranjang ukuran piber nelayan setempat.
Rata-rata nelayan menggunakan alat tradisional untuk menangkap udang sabu yang menjadi bahan baku utama untuk membuat terasi tersebut.
Baca juga: Ribuan Hektare Tambak di Pidie Rusak, Petani Kian Susah Budidaya Udang
Selain pukat darat, jaring yang diikatkan pada dua batang kayu atau biasa disebut 'tangguk' juga menjadi andalan untuk memanen udang berukuran kecil tersebut.
"Panen udang sabu ini musiman. Biasanya, dua kali dalam setahun saat musim baratan.
Selain pukat, kami juga menggunakan alat sederhana yang sudab dirakit untuk langsung berjibaku dilautan dan ganasnya ombak," kata Karman nelayan lainnya. (*)
Baca juga: Isak Tangis Warnai Pemulasaran Jenazah Ayah Cut Meyriska