Berita Luar Negeri
12 Tentara AS Tewas Dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul Afghanistan
bom bunuh diri kembar di Kabul yang diklaim oleh Islamic State (ISIS) menewaskan 12 tentara Amerika Serikat dan melukai 15 lainnya
Sebuah pengangkutan udara besar-besaran dari AS dan warga negara asing lainnya dan keluarga mereka serta beberapa warga Afghanistan telah berlangsung sejak sehari sebelum pasukan Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus, membatasi kemajuan cepat di seluruh negeri ketika pasukan Amerika dan sekutu mundur.
Amerika Serikat telah berlomba untuk melakukan pengangkutan udara sebelum militernya akan ditarik sepenuhnya dari negara itu pada 31 Agustus. McKenzie mengatakan misi evakuasi tidak akan berhenti.
"Saya pikir kami dapat melanjutkan misi kami, bahkan ketika kami menerima serangan seperti ini," kata McKenzie, menambahkan bahwa pasukan AS akan "mengejar" para pelaku serangan hari Kamis.
McKenzie mengatakan ada sekitar 1.000 warga AS yang diperkirakan masih berada di Afghanistan.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan lebih dari dua pertiga orang Amerika ini telah menginformasikan bahwa mereka memutuskan untuk meninggalkan Afghanistan.
Baca juga: Taliban Ternyata Punya Tentara Elite, Pasukannya Dilengkapi Senjata Canggih
Militan Islam State telah muncul di Afghanistan sebagai musuh Barat dan Taliban.
Sebuah invasi pimpinan AS tahun 2001 menggulingkan Taliban dari kekuasaan setelah kelompok itu menyembunyikan militan al Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan 11 September di Amerika Serikat.
Korban tewas militer AS dalam perang Afghanistan sejak 2001 mencapai sekitar 2.500.
Pejabat kesehatan Afghanistan dikutip mengatakan 60 warga sipil tewas, tetapi tidak jelas apakah itu adalah hitungan lengkap.
Video yang diunggah wartawan Afghanistan menunjukkan puluhan mayat dan korban luka-luka berserakan di sekitar kanal di pinggir bandara.
Para pejabat AS mengatakan ada sekitar 5.200 tentara Amerika yang menjaga keamanan bandara.
Baca juga: Isak Tangis Warnai Pemulasaran Jenazah Ayah Cut Meyriska
Serangan itu terjadi setelah Amerika Serikat dan sekutunya mendesak warga Afghanistan untuk meninggalkan daerah sekitar bandara karena ancaman ISIS.
Kedutaan Besar AS di Kabul sehari sebelumnya telah menyarankan warga Amerika untuk menghindari bepergian ke bandara dan mengatakan mereka yang sudah berada di gerbang harus segera pergi, dengan alasan "ancaman keamanan" yang tidak ditentukan.
Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa sekitar 95.700 orang, termasuk 13.400 pada hari Rabu, menurut Gedung Putih.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Bom bunuh diri di bandara Kabul tewaskan 12 tentara AS, Pentagon: Ancaman tetap ada
Baca juga: Profil Mohammad Idris yang Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan
Baca juga: Lembah Panjshir Bakal Jadi Arena Perang, Taliban Kerahkan Pejuang Untuk Serang Pasukan Ahmad Massoud