Luar Negeri
Serangan Pesawat Tak Berawak AS Tewaskan Dua Target Terkemuka dari ISIS-K di Afghanistan
Serangan itu melibatkan seorang pembom bunuh diri, yang meledakkan sabuk peledak di gerbang bandara Kabul.
“Setiap kali ada yang berusaha untuk menyakiti Amerika Serikat atau menyerang pasukan kami, kami akan merespons."
Baca juga: Fakta Penting yang Perlu Diketahui Tentang ISIS-K, Dalang Bom Kabul Afghanistan, Siapa Musuhnya?
Baca juga: Keberadaanya Berpotensi Ancam Jiwa Warga Afghanistan di Bandara Kabul, Apa Itu ISIS-K?
Dua pejabat pertahanan AS yang mengetahui serangan di Nangarhar sebelumnya mengatakan kepada NBC News bahwa salah satu target serangan pesawat tak berawak adalah anggota ISIS-K yang diduga terlibat dalam perencanaan serangan di masa depan.
Nangarhar adalah tempat kehadiran besar ISIS-K beberapa tahun lalu, sebelum sebagian besar digulingkan oleh militer Afghanistan dan Taliban.
Taliban mengutuk serangan itu, dengan mengatakan itu adalah pelanggaran kedaulatan.
“Afghanistan sekarang adalah negara merdeka dan jika ada masalah, kami di sini untuk menanganinya. Ini adalah pelanggaran langsung terhadap kedaulatan negara kami,” kata juru bicara Taliban Zabihullah kepada NBC News.
Mujahideen menambahkan bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk melakukan aktivitas apa pun di negara mereka.
Perencana serangan berikutnya dari ISIS-K, yang tidak disebutkan namanya itu, sedang mengendarai kendaraan di daerah terpencil dengan satu rekan pada saat serangan.
Para pejabat pertahanan mengatakan serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak MQ-9 Reaper dan amunisi yang dipilih untuk presisi dan untuk meminimalkan korban sipil.
Taliban juga menangkap sejumlah orang sehubungan dengan serangan bandara Kabul, kata juru bicara kelompok militan itu, Sabtu (28/8/2021).
Menurutnya, anggota dinas intelijen Taliban sedang menginterogasi orang-orang itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Para pejabat Pentagon mengatakan 5.000 tentara AS tetap berada di Afghanistan, menjelang batas waktu 31 Agustus bagi pasukan AS untuk menyelesaikan penarikan mereka, meskipun ada tekanan untuk memperpanjangnya.
Lebih dari 105.000 orang telah dievakuasi sejak 14 Agustus, menurut Gedung Putih, dan sekitar 110.600 orang telah direlokasi sejak akhir Juli.
Namun, Kedutaan Besar AS di Afghanistan mengeluarkan peringatan keamanan Jumat malam (27/8/2021), menyarankan warga Amerika untuk menghindari bepergian ke bandara Kabul dan menghindari gerbangnya.
"Ini adalah situasi keamanan yang dinamis dan bergejolak di lapangan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada NBC News.
Biden mengatakan awal pekan ini meminta Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS untuk menyusun rencana darurat, jika evakuasi Afghanistan tidak selesai pada batas waktu.