Berita Pidie
Kadiskes Pidie Kunjungi Puskesmas Padang Tiji: Angka Kematian Ibu Hamil Tinggi
Dalam pertemuan itu, dr Arika meminta supaya petugas di sana meningkatkan pelayanan untuk menekan angka kematian ibu hamil.
Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
Dalam pertemuan itu, dr Arika meminta supaya petugas di sana meningkatkan pelayanan untuk menekan angka kematian ibu hamil.
Laporan Nur Nihayati | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Angka kematian ibu hamil di Kecamatan Padang Tiji, Pidie tergolong tinggi.
Data per Januari hingga Agustus 2021 jumlah kematian ibu hamil mencapai tiga orang.
Faktornya antara lain masalah kesehatan kurang mendukung.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pidie, dr Arika Husnayanti Aboebakar SPoG (K) melakukan kunjungan ke Puskesmas Padang Tiji, Rabu (1/9/2021).
Kadiskes disambut Kepala Puskesmas setempat Murni SST sekaligus memantau sejumlah ruangan.
Dalam pertemuan itu, dr Arika meminta supaya petugas di sana meningkatkan pelayanan untuk menekan angka kematian ibu hamil.
Baca juga: Kadishub Aceh Sebut Pelayaran KMP Labuhan Haji ke Sinabang Sangat Tergantung Kebijakan ASDP
Di sisi lain, ia meminta supaya petugas bisa turun ke desa untuk menemui dan memantau pelayanan kesehatan untuk ibu hamil.
"Lakukan tindak preventif dengan memantau dan memberikan pelayanan yang maksimal," pesan dr Arika.
Diberitakan sebelumnya, data Dinas Kesehatan Pidie mencatat penyebab ibu hamil meninggal, faktornya banyak di antaranya masalah kesehatan.
Baca juga: Dirjen Bina Adwil Safrizal ZA Dorong Camat Bumikan Pancasila Melalui Media Sosial, Libatkan Milenial
"Angka kematian ibu hamil dan bayi masih tinggi di Pidie," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie, dr Arika Husnayanti Aboebakar SpOG (K) kepada Serambinews.com, Jumat (6/8/2021)
Ia menyebutkan, tahun 2020 jumlah ibu hamil meninggal 15 orang dan Juni 2021 meninggal 7 orang. Angka kematian bayi 2020 adalah 118 orang dan 2021 sebanyak 61 orang.
Kematian bayi setelah lahir tahun 2020 sebanyak 82 orang dan Juni 2021 sebanyak 31 orang.
"Rata-rata ibu hamil meninggal berusia 35 tahun," sebutnya.
Baca juga: UIN Ar-Raniry Implementasikan Kerja Sama dengan Kanwil Kemenag Aceh ke Pidie, Terkait Mutu Madrasah
Ia menjelaskan, penyebab tinggi kematian ibu hamil di Pidie, salah satunya kurang capaian saat pemeriksaan kehamilan di rumah sakit.
Menurutnya, untuk menekan angka kematian ibu hamil dan bayi, Dinkes melakukan gerakan solidaritas kesehatan puskesmas bertajuk "Gerakan Solidaritas Peuremeun" mulai Agustus 2021.
Gerakan itu dengan cara promotif dan preventif. Selain itu, juga melakukan peningkatan kualitas mutu pelayanan dengan memberikan edukasi kesehatan untuk dokter, perawat, bidan dan masyarakat.
"Kita harus melibatkan lintas sektor, termasuk camat. Jangan sampai ada ibu hamil yang berisiko, camat tidak tahu," jelas Ketua IDI Pidie.(*)