Ekspor Pinang
Nilai Ekspor Pinang Aceh ke Luar Negeri per Bulan Capai Rp 31,35 Miliar
Dari ketiga negara pengimpor biji pinang dari Aceh itu, pembeli terbanyaknya adalah Iran mencapai sebesar 58,47 persen, kemudian Thailand sebesar 18,0
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Hal ini disebakan, jumlah pedagang pengumpul biji pinang di Aceh cukup banyak, sehingga membuat persaigan harga beli ditingkat petani menjadi tinggi. Kondisi seperti ini sangat menguntungkan petani.
Oleh karena itu, kata Achris Sarwani, peluang untuk pengembangan areal tanaman pohon pinang di daerah ini cukup besar, sejalan dengan pangsa pasar ekspornya ke luar negeri, terbuka lebar dengan volume yang meningkat.
“Bila dalam suasana pandemi covid 19, sebuah komoditi perkebunan bisa menembus pasar luar negeri dengan volume pasar yang banyak dan nilai ekspor yang tinggi, ini berarti komoditi perkebunan tersebut, sangat dibutuhkan konsumen di luar negeri,”ujarnya.
Achris Sarwani mengatakan, luas areal tanaman pinang di Aceh, menurut statistik perkebunan tahun 2019 lalu, mencapai 42. 336 hektar dengan perkiraan produksi 17.209 ton/tahun.
Areal terluasnya ada di Aceh Utara sekitar 12.334 hektar (29,13 persen) dari luas tanaman pinang di Aceh.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP yang dimintai penjelasannya terkait pengembangan tanaman pinang mengatakan, pada tahun ini Pemerintah Aceh melalui Distanbun Aceh, memang ada memprogramkan pengembangan tanaman pinang seluas203 hektar di dua daerah, melalui sumber dana APBA 2021.
Yaitu di Pidie Jaya seluas 100 hektar dan Bireuen seluas 103 hektar.
Kecauli itu, masih ada kegiatan lainnya, yaitu reahabilitasi tanaman pinang seluas 120 hektar di Pidie Jaya. Kemudian penyediaan bibit pinang betara sebanyak 282.800 batang di tiga daerah yaitu Aceh Tamiang, Pidie dan Aceh Besar.
Selanjutnya, penyediaan bibit pinang lokal sebanyak 72.000 batang, di tiga daerah yaitu Bireuen, Aceh Besar dan Aceh Barat.
Sentra areal tanaman pinang di Aceh, sebut Huzaimah, ada dibeberapa daerah. Diantaranya Aceh Utara seluas 12.334 hektar, dengan jumlah petani 18.320 KK, Bireuen seluas 7.783 hektar dengan jumlah petani 9.960 KK, Aceh Timur seluas 2.719 hektar, dengan jumlah petani 12.342 KK, Aceh Besar seluas 1.728 hektar dengan jumlah petani 2.939 KK, Aceh Tamiang seluas 826 hektar dengan jumlah petani 2.934 KK.
Pijay seluas 1.866 hektar dengan jumlah petani 2.244 KK, Pidie seluas 2.812 hektar dengan jumlah petani 4.128 KK, Aceh Barat seluas 1079 hektar dengan jumlah petani 3.568 KK, Aceh Selatan seluas 2.774 hektar, dengan jumlah petani 6.664 KK, dan beberapa daerah lainnya.
Masyarakat pesisir pantai Timur - Utara dan Barat - Selatan Aceh, ungkap Huzaimah, sangat suka dengan tanaman pinang, karena komodoti ini memberikan harapan penghasilan yang cukup lumayan.
Hampir setiap tahun, ketika diminta usulan jenis tanaman perkebunan produktif apa yang dibutuhkan untuk dikembangkan, mereka meminta pinang, kelapa, sawit, coklat dan beberapa jenis tanaman perkebunan lainnya.
Alasan masyarakat pesisisir pantai Timur – Utara dan Barat – Selatan Aceh, suka mengusulkan tanaman pinang, ungkap Kasi Pembibitan Komoditi Perkebunan Distanbun Aceh, Faisal disebabkan beberapa faktor.
“Antara lain, pasar komodoitinya cukup luas, kedua tidak repot mengurus tanamannya, ketiga setelah ditanam pada areal lahan yang berbukit dan datar, tiga atau empat tahun kemudian, pohonnya sudah berproduksi,”ujar Faisal.(*)