Berita Kutaraja
Tgk Yahya Muaz, Guru Ideologi GAM yang Akhir Hidupnya Aktif Menekuni Pengobatan Tradisional
Sekjen pertama Partai Aceh ini menghembuskan napas terakhir pada usia 59 tahun.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Saifullah
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kabar duka tentang meninggalnya Tgk Yahya Muaz beredar dengan cepat.
Sekjen pertama Partai Aceh ini menghembuskan napas terakhir pada usia 59 tahun.
Almarhum meninggal sekitar pukul 20.00 WIB, di Gampong Lambhuk, Banda Aceh akibat penyakit yang dideritanya selama setahun belakangan ini.
Almarhum dikebumikan di Gampong Tong Pria, Kecamatan Beureuneun, Pidie.
Banyak pihak, terutama eks kombatan yang merasa kehilangan. Salah satunya, Muhamamd MTA.
Kepada Serambinews.com, Muhammad MTA yang saat ini menjabat Juru Bicara Pemerintah Aceh menukilkan kembali kenangan bersama almarhum.
Baca juga: Innalillahi, Tgk Yahya Muaz Mantan Sekjen Partai Aceh Meninggal Dunia
Baca juga: Innalillahi, Ibunda Abu Razak, Sekjen Partai Aceh Meninggal Dunia
Baca juga: Jubir Partai Aceh Klaim Penyebab Tgk Muharuddin Hijrah ke Perindo bukan Karena Kecewa dengan Partai
Beliau orang baik, selalu memandang positif terhadap siapapun. Saya bersaksi bahwa beliau adalah orang baik, mempunyai prinsip ideologi yang kuat. Semoga beliau husnul khatimah," kata MTA seraya mengirim doa.
Bagi GAM, cerita MTA, almarhum salah satu guru ideologi, dimana 'Khatam 7 Neuduek Nanggroe' merupakan hal yang paling dia kawal dalm memupuk nilai-nilai perjuangan pembebasan Aceh merdeka, terutama penanaman ideologi bagi kombantan dan sipil GAM.
Secara pribadi, MTA mengaku dekat dengan almarhum semasa hidupnya.
Tgk Yahya Muaz adalah orang yang mengutus Nyak Banta dan Bang Zul (Ayah Muni) untuk memaksa MTA menjadi Wakil Sekjen Partai GAM (kemudian disepakati nama Partai Aceh).
Saat itu, MTA diberi kepercayaan untuk membidangi pemuda, karena MTA salah satu anggota Tim Perumus Partai GAM saat awal-awal pembentukannya.
"Namun saya tetap menolak karena sudah kesepakatan awal GAM akan mendirikan beberapa partai lokal, termasuk SIRA," kenangnya.
Baca juga: 16 Tahun Damai Aceh, Muhammad MTA: Permusuhan Lenyap di Alam Nyata, Tapi Ada dalam Pikiran
Baca juga: VIDEO Wawancara Khusus Jubir Pemerintah Aceh, Muhammad MTA: Larang Maki Tidak Selesaikan Masalah
Baca juga: Gubernur Aceh Tunjuk Muhammad MTA Sebagai Jubir Pemerintah Aceh
Perbedaan politik inilah kemudian MTA mengaku jarang berkomunikasi dengan Tgk Yahya Muaz.
Terakhir bertemu, ungkap MTA, pada akhir 2019 saat almarhum tidak lagi menjabat Sekjen Partai Aceh.
"Kami berdiskusi tidak lagi pada persoalan politik Aceh karena beliau enggan membicarakannya, beliau meneteskan air mata. Kita bicarakan saja pengobatan tradisional, lumpur kecantikan," kata MTA mengutip percakapan dengan Tgk Yahya Muaz.
"Sejak saat itu yang saya ketahui, beliau banyak disibukkan pada kegiatan pengobatan tradisional tersebut," papar Muhammad MTA.(*)