Internasional
Pimpinan Al-Qaeda Andalkan Kelompok Inti Sebagai Fasilitator Keuangan Serangan 11 September 2001
Dugaan dalang serangan 11 September 2001 di menara kembar World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat (AS), warga negara Pakistan bernama Khal
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Dugaan dalang serangan 11 September 2001 di menara kembar World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat (AS), warga negara Pakistan bernama Khalid Sheikh Mohammed .
Menurut Laporan akhir Komisi 9/11, pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden mengandalkan kelompok inti fasilitator keuangan.
Dilansir AP, Jumat (10/9/2021), mereka mengumpulkan uang dari berbagai donor dan penggalangan dana lainnya, terutama di negara-negara Teluk dan khususnya Arab Saudi.
Sebagian besar dana untuk Al-Qaeda disalurkan melalui badan amal.
Bahkan, beberapa di antaranya menikmati dukungan dan keterlibatan pemerintah Arab Saudi, menurut laporan 9/11 dan dokumen lainnya.
Baca juga: Pembangunan Kembali Gedung WTC Belum Rampung, Setelah 20 Tahun Dihancurkan Oleh Al-Qaeda
Al-Qaeda menemukan lahan penggalangan dana yang subur di Arab Saudi.
Di mana pemberian amal sangat penting bagi budaya dan tunduk pada pengawasan yang sangat terbatas, kata laporan itu.
Tetapi Arab Saudi telah lama dianggap sebagai sumber utama pendanaan Al-Qaeda.
Tetapi, para penyelidik komisi menemukan tidak ada bukti pemerintah Saudi sebagai lembaga atau pejabat senior Saudi secara individual mendanai organisasi tersebut.
"Tampaknya tidak ada pemerintah selain Taliban yang secara finansial mendukung Al-Qaeda sebelum 9/11," kata komisi.
Baca juga: Keputusan Penarikan Pasukan AS Menjadi Dilema Bagi AS, Al-Qaeda Akan Bangkit Kembali
"Ada Beberapa pemerintah mungkin bersimpati pada Al-Qaeda yang menutup mata terhadap kegiatan penggalangan dana Al-Qaeda," tambah komisi itu.
Ketika panel kongres bipartisan menerbitkan penyelidikannya atas serangan tersebut, pemerintahan Presiden George W. Bush saat itu menahan 28 halaman laporan,
Dengan alasan akan mengungkapkan sumber dan metode intelijen AS.
Langkah itu antara lain memicu kecurigaan mendalam bahwa AS melindungi Arab Saudi dan aliansi strategis Amerika dengan negara kaya minyak itu.
Namun, Pemerintahan Barack Obama setuju mendeklasifikasi halaman-halaman itu dengan beberapa redaksi.(*)
Baca juga: Pentolan Al Qaeda Paling Diburu Amerika Muncul Bersama Taliban, Bahas Pemerintahan Baru Afghanistan