Program Gepeuaman
Distanbun Aceh Luncurkan Program Gepeuaman, Jaga Kesuburan Tanah dengan Pupuk Organik
Pada acara tersebut, Kadistanbun Aceh menyalurkan bantuan benih padi inbrida sebanyak 37,5 ton untuk 1.500 hektare lahan sawah, pupuk cair, hand spray
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Nitrogen total rendah (N) 0,16 persen, normalnya 0,5 persen, Carbon - organik rendah (c) 1,33 persen, normalnya 3 – 5 persen, yang tinggi adalah unsur Al 1,32 persen dan Fe 0,33 persen yang kurang dibutuhkan tanaman (unsur mikro).
Padahal normalnya dibawah 1 ppm untuk Al dan Fe. Hal ini menunjukkan bahwa lahan sawah di Kecamatan Kembang Tanjong tersebut, kekurangan bahan organik.
Lahan sawah yang kekurangan bahan organik, membuat tingkat kesuburan tanah menjadi rendah dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman jadi lamban dan terhambat.
Kondisi ini bisa membuat produktivitas tanaman padi jadi rendah dan bulir padi yang dihasilkan kurang berkualitas atau tidak bernas.
Pakar Kesuburan Tanah dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kula (USK) Dr Ir Yadi Jufri, MP mengatakan, untuk menjaga kesuburan tanah ikuti dan terapkan konsep ekosistem hutan.
Yaitu, tidak ada bahan yang keluar dari hutan, dengan sistem tertutup. Makdsudnya semua yang berasal dari tanah, harus dikembalikan ke tanah.
Makanya, kami selaku pakar dalam bidang kesuburan tanah, kata Yudi Jufri, sangat mendukung program inovasi Gepeuaman yang digagas oleh Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, dalam menjaga dan upaya mengembalikan produktivitas lahan sawah petani dengan bahan organik.
Gerakan yang digagas oleh Kadistanbun Aceh ini, sangat diharapkan respon dan dukungan dari kelompok tani, untuk menjaga dan menjalankan program tersebut secara berkelanjutan di setiap musim tanam gadu dan rendeng.
Bila petani sudah berhasil menerapkan Gepeuman konsep budidaya tanam padi sawah dan komoditi lainnya, berarti sudah menjalankan, konsep pertanian berkelanjutan, yaitu memanfaatkan sumber-sumber bahan organik lokal, untuk menjaga kesubururan tanah dan peningkatan produksi padi, serta menjaga kelestarian lingkungan dari dari ancaman pencemaran tanah dan air irigasi dari bahan kimia, secara berkelanjutan.
BI Bantu Lab Pupuk Organik
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Aceh, Achris Sarwani mengatakan, pihaknya sangat puas, bantuan Lab pengolahan pupuk organik yang diberikan kepada SMK Pertanian Saree, Aceh Besar, sudah memberikan manfaat pada kegiatan Gerakan Peningktan Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam yang disingkat dengan Gepeuman, yang kini sedang dijalankan Distanbun Aceh untuk peningkatan produktivitas lahan sawah, dan peningkatan produktivitas produksi gabah dari 5,3 ton naik menjadi 8 ton/hektare.
Bahan pengurai organik yang disemprotkan di lahan sawah yang menjadi sasaran dari kegiatan Geupeuman Distanbun Aceh itu, adalah hasil produksi pupuk cair yang diolah Siswa SMK Pertanian Saree.
Ini artinya, bantuan Lab pengolah bahan organik dari Perwakilan BI Aceh itu, telah memberikan manfaat bagi petani, dalam upaya peningkatan produktivitas lahan sawah dan mengurangi tingkat pencemaran endaman pupuk kimia yang tidak terpakai oleh tanaman padi.
Nilai bantuan Lab yang kita bantu itu, sebut Achris Sarwani, memang tidak begitu besar hanya berkisar Rp 250 juta, tapi manfaat dari bantuan Lab pengolah bahan organik itu, sekarang ini cukup besar, yaitu bisa membantu petani untuk mengembalikan kesuburan dan kegemburan tanahnya dari bahan logam Al dan Fe, yang kini menjadi penghambat dalam pertumbuhan tanaman padi.
Harapan kami selaku pemberi bantuan Lab pengolah bahan organik itu, Lab dan peralatan yang dibantu, agar dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik, supaya masa pakai pemanfaatan alat Lab pengolah pupuk cair tersebut berusia panjang.