Ketahanan Pangan
Tim PKM Unsam Langsa Bina Pengembangan Sektor Pertanian Warga Sungai Kuruk III
Ketua Tim PKM Ir Cut Mulyani MP menyebutkan program hibah PKM berbasis Pengembangan Desa Binaan merupakan salah satu program PKM yang dikembangkan ole
Penulis: Zubir | Editor: Ansari Hasyim
Masyarakat Kampung Sungai Kuruk III terpaksa bergantung pada pasokan sayuran dari luar, sehingga harganya mahal dan berdampak rendahnya konsumsi sayuran oleh masyarakat.
Kampung Sungai Kuruk III yang sebelumnya dikenal sebagai sentra produksi buah naga, sejak tingginya serangan hama penyakit tanaman ini tidak lagi dikembangkan oleh masyarakat.
Saat ini ada beberapa kelompok tani yang tadinya menanam buah naga beralih membudidayakan tanaman sereh.
Tapi dalam budidaya sereh petani mengalami kendala terhadap perlakuan pasca panen.
Selain itu, sebagai daerah yang berada di wilayah pesisir, Kampung Sungai Kuruk III juga banyak menghasilkan ikan, baik dari budidaya di tambak maupun hasil tangkapan di laut.
Jenis ikan banyak dihasilkan adalah ikan bandeng dan baracuda/alu-alu. Namun kendala dihadapi warga di sana belum mempunyai keahlian dalam mengolah ikan, sehingga tidak mempunyai nilai tambah dari hasil ikan itu.
"Melihat beragam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat ini, apabila tidak dilakukan pembinaan akan berdampak terhadap menurunya perekonomian," sebutnya.
Sehingga, timpal Cut Mulyani dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pada akhirnya akan menciptakan masyarakat miskin baru di Kampung Sungai Kuruk III.
Untuk menjawab permasalahan itu maka dilakukan 4 pelatihan dalam PKM ini, yaitu pelatihan teknik budidaya dan pembuatan instalasi sayuran hidroponik, pelatihan penyulingan minyak sereh dengan alat suling sederhana.
Lalu, pembuatan olahan bahan pangan dari ikan untuk meningkatkan nilai gizi balita dalam upaya pencegahan stunting serta pelatihan pembuatan pupuk organik cair.
Salah satu teknik budidaya sayuran yang dapat dilakukan pada lahan sempit dan tanpa menggunakan tanah.
Akan tetapi menggunakan air dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman tersebut yaitu teknik hidroponik.
Peluang usaha minyak sereh sangat potensial dan banyak industri-industri hilir yang memanfaatkan bahan ini, sebagai bahan baku pembuatan produk turunan yang beragam.
Kemudian pengolahan ikan bandeng dan ikan baracuda/alu-alu dapat meningkatkan daya simpan dan nilai tambahnya.
Ikan tersebut dapat diolah menjadi bermacam-macam produk di antaranya bakso, dan kerupuk amplang.
Pembuatan amplang ikan bandeng berpotensi menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat serta mampu berdampak positif terhadap peningkatan taraf ekonomi masyarakat.
Sebelum penutupan PKM Pengembangan Desa Binaan, juga dilakukan serah terima instalasi sayuran Hidroponik sebanyak 4 buah, serta alat penyulingan minyak sere kepada kelompok tani daerah tersebut.(*)