Nasib PTPN, Salah Satu BUMN yang Lahannya Dimana-mana, Tapi Utang Menggunung
Bicara soal PT Perkebunan Nusantara atau lebih dikenal dengan PTPN, orang tentu sudah tak asing lagi dengan namanya
Penyebab utang PTPN Erick Thohir bilang, utang sebesar itu merupakan utang lama yang sudah menggunung.
Pihaknya pun berupaya untuk mengatasi utang tersebut, salah satunya dengan memperpanjangan masa pelunasan utang atau restrukturisasi.
Erick menyebut utang ini menjadi korupsi yang terselubung di PTPN.
"PTPN itu punya utang Rp 43 triliun. Ini merupakan penyakit lama dan saya rasa ini korupsi yang terselubung, yang memang harus dibuka dan dituntut pihak yang melakukan ini," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, seperti dikutip pada Jumat (24/9/2021).
Baca juga: Usai Divaksin, Siswi Lhokseumawe Diboyong ke Rumah Sakit, Ayah Korban : Badan Kaku dan Sesak Nafas
Menurut Erick, meskipun restrukturisasi sudah berhasil dilakukan, namun perlu dibarengi komitmen perusahaan untuk membenahi kinerja keuangan.
Perbaikan itu dilakukan dengan efiensi besar-besaran biaya operasional perusahaan.
Selain itu, PTPN harus pula meningkatkan produksinya agar arus kas perusahaan bisa terjaga, sehingga bisa melunasi utangnya.
Jika tidak terbayarkan, bank yang memberi pinjaman bisa bangkrut akibat besarnya utang PTPN.
"Ketika utang diperpanjang maka harus ada cash yang masuk, ini bank pemberi pinjaman bukan hanya Himbara, tapi ada banyak asing dan swasta, yang kalau tidak terbayarkan mereka bisa kolaps secara beruntun.
Maka itu kami berinisiasi, selain efisiensi tetapi juga meningkatkan produksi," jelas Erick.
Baca juga: Warga Aceh Tamiang Tutup Sumur Tambang Minyak Tradisional Pakai Semen
Saat ini kinerja PTPN sangat terbantu dari produksi komoditas kelapa sawit yang memang mengalami peningkatan harga di pasar global.
Namun, peningkatan produksi perlu diikuti pula dengan peningkatan kualitas produk.
Menurut Erick, seperti komoditas coklat yang dikembangkan PTPN di Banyuwangi saat ini, kalah saing bahkan di pasar lokal.
Karenanya, diperlukan upaya lebih untuk meningkatkan kualitas komoditas coklat PTPN, sehingga bisa berdaya saing dan berdampak positif bagi perusahaan.
Baca juga: KPK Tangkap Azis Syamsuddin, MAKI: Suatu Prestasi Supaya Nanti Beritanya tidak Buruk-buruk Amat
Oleh sebab itu, dia telah meminta PTPN untuk memberikan bibit yang bagus kepada para petani rakyat agar ketika panen bisa menghasilkan produk berkualitas yang dijual ke perusahaan.