Nasib PTPN, Salah Satu BUMN yang Lahannya Dimana-mana, Tapi Utang Menggunung

Bicara soal PT Perkebunan Nusantara atau lebih dikenal dengan PTPN, orang tentu sudah tak asing lagi dengan namanya

Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/FOR SERAMBINEWS.COM
Menteri BUMN Erick Thohir. 

Nasib PTPN, Salah Satu BUMN yang Lahannya Dimana-mana, Tapi Utang Menggunung 

SERAMBINEWS.COM - Nasib perusahaan negara banyak menjadi sorotan. 

Selain kalah dengan swasta, ada yang merugi terus menerus.

Bahkan kadang perusahaan meninggal utang yang menggunung.

Hal ini dialami salah satu BUMN, yaitu PTPN.

Kalau bicara soal PT Perkebunan Nusantara atau lebih dikenal dengan PTPN, orang tentu sudah tak asing lagi dengan namanya.

BUMN ini cukup populer kerena tanah perkebunannya ada dimana-mana.

Baca juga: Petugas Tahan Pegawai Bank BUMN yang Hilangkan Deposito Nasabah Miliaran Rupiah

Di Pulau Jawa, hampir setiap daerah kabupaten atau kota memiliki kebun di bawah penguasaan PTPN, belum lagi pabrik-pabriknya, yang rata-rata sudah uzur dimakan zaman. 

Luasnya aset tanah PTPN wajar, mengingat perusahaan negara ini memang lahir dari nasionalisasi aset-aset perkebunan milik Belanda pasca-kemerdekaan. 

Namun demikian, dengan aset jumbo tersebut, PTPN kerapkali dirundung masalah seperti laporan keuangan yang sering merugi.

Sebut saja pabrik gula, banyak pabrik-pabrik gula peninggalan Belanda yang kini harus ditutup.

Usaha-usaha menyehatkan BUMN ini sebenarnya sudah banyak dilakukan pemerintah.

Seperti kucuran APBN lewat penyertaan modal negara (PMN), hingga pembentukan holding BUMN perkebunan, yakni dengan menggabungkan beberapa PTPN yang jumlahnya mencapai 14 perusahaan.

Baca juga: Segera Menikah dengan Ria Ricis, Intip Besaran Gaji Teuku Ryan yang Bekerja di Perusahaan BUMN

Sementara induk PTPN adalah PTPN III. Total luas perkebunan dalam grup PTPN ini mencapai 1,19 juta hektare dengan komoditas seperti sawit, kopi, kakao, teh, tembakau, tebu, dan karet.

Teranyar, PTPN jadi sorotan setelah Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan soal korupsi dan utang menggunung yakni mencapai Rp 43 triliun.

Penyebab utang PTPN Erick Thohir bilang, utang sebesar itu merupakan utang lama yang sudah menggunung.

Pihaknya pun berupaya untuk mengatasi utang tersebut, salah satunya dengan memperpanjangan masa pelunasan utang atau restrukturisasi.

Erick menyebut utang ini menjadi korupsi yang terselubung di PTPN.

"PTPN itu punya utang Rp 43 triliun. Ini merupakan penyakit lama dan saya rasa ini korupsi yang terselubung, yang memang harus dibuka dan dituntut pihak yang melakukan ini," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, seperti dikutip pada Jumat (24/9/2021).

Baca juga: Usai Divaksin, Siswi Lhokseumawe Diboyong ke Rumah Sakit, Ayah Korban : Badan Kaku dan Sesak Nafas

Menurut Erick, meskipun restrukturisasi sudah berhasil dilakukan, namun perlu dibarengi komitmen perusahaan untuk membenahi kinerja keuangan.

Perbaikan itu dilakukan dengan efiensi besar-besaran biaya operasional perusahaan.

Selain itu, PTPN harus pula meningkatkan produksinya agar arus kas perusahaan bisa terjaga, sehingga bisa melunasi utangnya.

Jika tidak terbayarkan, bank yang memberi pinjaman bisa bangkrut akibat besarnya utang PTPN.

"Ketika utang diperpanjang maka harus ada cash yang masuk, ini bank pemberi pinjaman bukan hanya Himbara, tapi ada banyak asing dan swasta, yang kalau tidak terbayarkan mereka bisa kolaps secara beruntun.

Maka itu kami berinisiasi, selain efisiensi tetapi juga meningkatkan produksi," jelas Erick.

Baca juga: Warga Aceh Tamiang Tutup Sumur Tambang Minyak Tradisional Pakai Semen

Saat ini kinerja PTPN sangat terbantu dari produksi komoditas kelapa sawit yang memang mengalami peningkatan harga di pasar global.

Namun, peningkatan produksi perlu diikuti pula dengan peningkatan kualitas produk.

Menurut Erick, seperti komoditas coklat yang dikembangkan PTPN di Banyuwangi saat ini, kalah saing bahkan di pasar lokal.

Karenanya, diperlukan upaya lebih untuk meningkatkan kualitas komoditas coklat PTPN, sehingga bisa berdaya saing dan berdampak positif bagi perusahaan.

Baca juga: KPK Tangkap Azis Syamsuddin, MAKI: Suatu Prestasi Supaya Nanti Beritanya tidak Buruk-buruk Amat

Oleh sebab itu, dia telah meminta PTPN untuk memberikan bibit yang bagus kepada para petani rakyat agar ketika panen bisa menghasilkan produk berkualitas yang dijual ke perusahaan.

"Perbaikan di kelapa sawit membuat ada peningkatan pendapatan hingga 37 persen. Jadi focusing dari produk yang ada di PTPN menjadi kunci.

Karena banyak produk-produk di PTPN, seperti coklat di Banyuwangi yang tidak punya nilai kekuatan untuk bermain di global maupun lokal, karena effort-nya dibandingkan kelapa sawit sangat jauh," papar Erick.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BUMN PTPN: Punya Lahan Luas, Korupsi, Terbelit Utang Rp 43 Triliun",

Baca juga: Kapal Penjelajah Tenaga Rudal Baru Milik Rusia Siap Jalani Uji Coba

Baca juga: Emas Baktria, Harta Karun Berusia 2.000 yang Sedang Diburu Taliban

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved