Berita Banda Aceh
Ini 3 Buku Penting akan Diluncurkan Rektor saat Puncak Dies Natalis Ke-60 USK
Rektor menyebutkan agenda utama dalam dies natalis ini adalah mendengarkan orasi ilmiah oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR RI, sekitar pukul 11.00 WI
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Rektor menyebutkan agenda utama dalam dies natalis ini adalah mendengarkan orasi ilmiah oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR RI, sekitar pukul 11.00 WIB.
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Puncak peringatan Dies Natalis atau Hari Jadi Universitas Syiah Kuala (USK) Ke-60 akan dilaksanakan pada 29 September 2021 pagi secara hibrid (gabungan antara luring dan daring).
Acara ini digelar di Gedung AAC Prof Dr Dayan Dawood USK, Darussalam, Banda Aceh.
Rektor USK, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Sabtu (25/9/2021) sore.
Rektor menyebutkan agenda utama dalam dies natalis ini adalah mendengarkan orasi ilmiah oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR RI, sekitar pukul 11.00 WIB.
Orasi ilmiah tersebut berjudul Pembangunan Sumber Daya Unggul untuk Indonesia Maju.
Selain orasi ilmiah Puan Maharani dan laporan tahunan Rektor USK, dies kali ini, kata Prof Samsul, diisi dengan agenda peluncuran (launching) tiga buku penting yang ditulis dalam bulan Juli-Agustus lalu.
Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng, Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) (FOR SERAMBINEWS.COM)
Baca juga: USK Peringati Dies Natalis Ke-60 Tanggal 29 September, Puan Maharani sebagai Dies Reader
Buku pertama berjudul 60 Tahun USK Menuju Universitas Mandiri dan Modern. Buku itu ditulis oleh Mawardi Umar, Yarmen Dinamika, Wildan Abdullah, dan Sulaiman Tripa.
Kecuali Yarmen Dinamika yang merupakan jurnalis Harian Serambi Indonesia, semuanya dosen USK.
Buku ini disunting oleh Dr Agussabti (Wakil Rektor II USK) dan Ihan Nurdin (Pemred AcehTrend yang juga alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK).
Dalam sejarah USK sedikitnya sudah empat kali ditulis buku berkala seperti ini. Pertama, 20 Tahun Unsyiah, kedua 40 Tahun Unsyiah, buku ketiga 58 Tahun Unsyiah, dan tahun ini 60 Tahun USK.
Kemudian, buku kedua yang akan diluncurkan saat dies nanti, berjudul Biografi Singkat Perintis dan Rektor Universitas Syiah Kuala 1959-2021.
Baca juga: Kunjungi USK, Tim Wantannas Bahas UUPA dengan Akademisi
Buku ini ditulis oleh Sulaiman Tripa, M Adli Abdullah, Wildan Abdullah, Mawardi Umar, Mustanir, Husaini Ibrahim, Ishak Hasan, Mohd Harun Ar-Rasyid, Ahmad Humam Hamid, Syamsul Rizal, Nazamuddin, Teuku Muttaqin Mansur.
Kemudian Sulastri, Abdul Wahab Abdi, dan Ilham Maulana, seluruhnya dosen dari berbagai fakultas di USK.
Editor buku ini adalah Dr Wildan Abdullah MPd (Dosen FKIP USK) dan Dr Agussabti (Wakil Rektor II USK).
Buku ketiga berjudul Berjuang Menjemput Impian, Kisah Para Penerima Beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) di USK.
Buku ini ditulis oleh 50 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi/KIP-K di USK.
Editornya terdiri atas Ihan Nurdin dan Hayatullah Pase (keduanya penulis dari Forum Aceh Menulis/FAMe), dan Mustafa Sabri (Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni USK).
Baca juga: Teknik Pertanian USK Gelar ICATES 3, Ini Isi Seminar Internasional Itu tentang Teknologi Pertanian
Selain menyunting naskah buku, ketiga editor ini juga berperan mulai dari menyeleksi lebih dari 1.000 naskah, kemudian menyaringnya, sehingga hanya terpilih 50 karya yang layak diterbitkan dalam buku ini.
Rektor USK menambahkan, sebetulnya puluhan buku sudah ditulis dan diterbitkan oleh dosen-dosen USK tahun ini dan hampir seluruhnya dicetak di UPT Percetakan USK atau di Syiah Kuala University Press.
Namun, hanya tiga buku ini yang dilaunching saat dies, karena hanya tiga buku inilah yang ditulis khusus dalam rangka menyemarakkan milad USK yang tahun ini genap berusia 60 tahun.
Ketiga buku ini juga dicetak dengan kualitas bagus di Syiah Kuala University Press.
Buku 60 Tahun USK, kata Samsul, merekam dengan lengkap sejarah pendirian Kopelma Darussalam, sejarah USK, kepemimpinan dan puncak-puncak prestasi setiap rektor, penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi hingga prestasi USK meraih akreditasi A sejak 2015 dari sebelumnya terakreditasi C.
Buku ini juga mendokumentasikan setiap kerja sama di berbagai bidang yang dilakukan pihak USK di lingkup lokal, nasional, dan internasional.
Baca juga: Mahasiswa USK Ciptakan Alat Detektor untuk Menentukan Suara Napas Penderita Penyakit Paru dan Asma
Di dalam buku ini juga dinukilkan berapa sudah jumlah alumni USK, jumlah mahasiswa dan dosennya, juga jumlah desa yang sudah menjadi ajang pengabdian melalui KKN.
Di samping prestasi dan inovasi yang diraih mahasiswa dan dosen USK dalam 60 tahun terakhir.
Di dalam buku ini juga disajikan aset-aset USK, termasuk aset tak bergerak dalam bentuk tanah, lengkap dengan peta, sejarah, dan bukti-bukti perolehan serta kepemilikannya.
Buku kedua, secara spesifik membahas sejarah perintisan USK oleh tokoh-tokoh Aceh era '50-'60-an,
di antaranya Ali Hasjmy, Sjamaun Gaharu, Kolonel M Jasin, dan pihak-pihak lainnya yang berperan membesarkan nama USK.
Di dalam buku ini juga dinukilkan biografi singkat para pimpinan USK dari periode pertama (masih disebut Presiden USK, kemudian berganti istilah menjadi rekor, hingga USK dipimpin oleh rektor yang ke-10, Prof Samsul Rizal).
Masing-masing prestasi dan karya monumental dari setiap pucuk pimpinan USK tersebut dinukilkan dalam buku ini.
Baca juga: Dua Prodi FKH USK Raih Akreditasi Unggul
Buku ketiga, secara khusus menukilkan tentang kisah anak-anak Aceh yang hampir putus harapan tak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena kondisi ekonomi orang tuanya, tapi bisa melanjutkan kuliah karena mendapat beasiswa dari pemerintah.
Beasiswa untuk anak-anak berprestasi secara akademik tapi orang tuanya tak mampu secara ekonomi itu dulunya bernama Beasiswa Bidikmisi. Belakangan namanya diubah Presiden Jokowi menjadi Beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah.
Buku ini cukup mengharukan karena ditulis langsung oleh anak-anak pintar yang hampir gagal mewujudkan impiannya karena keterbatasan ekonomi keluarganya.
"Ketiga buku inilah yang akan kita launching pada saat dies nanti. Setiap buku tersebut akan kita serahkan kepada Ibu Puan Maharani selalu dies reader juga kepada Ketua Senat USK," demikian Prof Samsul Rizal.
Perlu diketahui milad ke-60 USK jatuh pada 2 September 2021. Namun, puncak peringatan dies natalis atau hari jadinya tahun ini diperingati tanggal 29 September mendatang.
Pengunduran jadwal peringatan milad tersebut disesuaikan dengan jadwal kedatangan Puan Maharani ke Aceh.
Soalnya, Senat USK telah sepakat mengundang Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) itu sebagai pembaca orasi ilmiah atau 'dies reader' pada saat dies tanggal 29 September itu.
Alasan kedua pergeseran jadwal kali ini, kata Samsul, karena di awal September lalu Kota Banda Aceh berada dalam status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
"Ya, saat itu Banda Aceh sedang level 4, tidak memungkinkan untuk melaksanakan dies secara hibrid karena tidak mungkin mengundang secara luring lebih dari 25 orang.
Sekarang Banda Aceh sudah level 3 sehingga dies bisa dilaksanakan secara luring dan daring," kata Prof Samsul Rizal.
Pergeseran jadwal itu, kata Samsul, tidak masalah sepanjang puncak peringatan diesnya tetap bisa dilaksanakan pada bulan yang sama, yakni September. Tidak bergeser terlalu jauh ke bulan lain.
Baca juga: USK Perpanjang Perkuliahan Daring
Puan Maharani terpilih menjadi Ketua DPR periode 2019-2024. (Kompas.com)
Siapa Puan?
Puan Maharani yang akan menjadi 'dies reader' USK kali ini merupakan putri dari Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputri.
Lahir 6 September 1973, Puan mempunyai nama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi.
Ia merupakan politisi PDI-P, partai peraih suara terbanyak pada Pemilu 2017 sehingga terpilih sebagai Ketua DPR RI.
Dalam kapasitas Ketua DPR RI inilah USK mengundang Puan Maharani untuk menyampaikan orasi ilmiah saat USK berusia 60 tahun.
Antara USK dengan keluarga besar Puan Maharani punya kaitan historisitas yang kuat.
Pada 2 September 1959, kakek Puan, yakni Ir Soekarno, datang ke Banda Aceh untuk meresmikan Kopelma Darussalam sekaligus meresmikan Fakultas Ekonomi Kutaradja (cikal bakal Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala) yang saat itu masih dititip di USU Medan.
Kopelma Darussalam yang diresmikan Ir Soekarno itu kelak menjadi tempat berdirinya Universitas Syiah Kuala, IAIN (kini UIN) Ar-Raniry, dan STIK Tgk Chik Pante Kulu.
Saat berada di Darussalam Kutaradja (kini Banda Aceh), Presiden pertama Republik Indonesia itu juga menuliskan sarakata yang terkenal hingga kini: Tekad bulat melahirkan perbuatan yang njata. Darussalam menuju kepada pelaksanaan tjita-tjita.
Soekarno menuliskan sarakata tersebut pakai kapur di papan tulis, lalu dipindah dan dipahatkan di atas sepotong marmer (pualam). Kini marmer yang berbentuk prasasti itu diletakkan di Tugu Darussalam.
Baik Universitas Syiah Kuala maupun UIN Ar-Raniry sama-sama menjadikan Tugu Darussalam tersebut sebagai unsur utama dalam lambang (logo) institusinya. (*)