Panen Gadu
Di Awal Panen Gadu, Harga Gabah di Aceh Besar Capai Rp 5.000/Kg
Tanaman padi gadu yang dipanen pada bulan ini, merupakan hasil realisasi tanam padi pada bulan Juni lalu seluas 35.062 hektar. Ini berarti masih ada s
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Di awal musim panen padi gadu, memasuki minggu keempat bulan September 2021 ini, harga gabah kering panen (KGP) di Aceh Besar, dengan kadar air sekitar 19 persen, di tingkat petani dilepas dengan harga Rp 5.000/Kg.
“Panen padi yang terjadi pada bulan September ini adalah padi yang ditanam pada bulan Mei dan Juni lalu,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP melalui Kabid Tanaman Panganya, Syafrizal kepada Serambinews.com, Senin (27/9/2021) di Banda Aceh.
Safrizal menjelaskan, luas areal panen padi gadu sementara yang akan dipanen pada bulan September ini, berdasarkan laporan dari Kabupaten/Kota sekitar 26.126 hektar.
Baca juga: Masih Ingat Kasus Ayah Rudapaksa Putri Kandungnya di Subulussalam? Begini Perkembangan Perkaranya
Tanaman padi gadu yang dipanen pada bulan ini, merupakan hasil realisasi tanam padi pada bulan Juni lalu seluas 35.062 hektar. Ini berarti masih ada sekitar 8.936 hektar lagi, sisa tanaman padi yang sudah di tanam, tapi kapan panennya belum dilaporkan kepada Dintanbun Aceh.
Pada bulan Juni lalu, kata Safrizal, ada 20 daerah yang melaporkan ke Distanbun Aceh, melaksanakan tanam padi gadu dengan jumlah totalnya seluas 52.267 hektar.
Rencana tanam terluasnya, ada di Aceh Utara mencapai 8.908 hektar, tapi realisasi tanam padinya, hanya seluas 7.841,6 hektar, kemudian Aceh Besar target tanamnya 7.742 hektar, realisasi tanam padi gadunya bulan Juni juga rendah hanya seluas 1.914,9 hektar dan selanjutnya Aceh Timur seluas 5.290 hektar, realisasi tanamnya seluas 7.271,6 hektar, melampui target.
Baca juga: Masyarakat Panic Buying, Sebagian Besar Stasiun Bahan Bakar di Inggris Habis Stok BBM
Dari 20 daerah yang ada melaksanakan tanam padi gadu pada tahun ini, yang telah melaporkan realisasi panennya baru 15 daerah ke Distanbun Aceh, pada bulan September ini.
Areal terluas panen padinya untuk sementara ini, sebut Safrizal, ada di lahan sawah Aceh Timur mencapai seluas 6.719 hektar, kemudian Pidie 5.583 hektar dan selanjutnya Aceh Utara 2.742 hektar.
Sedangkan Aceh Besar, luas panen padi gadunya, dilaporkan sementara ini sekitar 1.100 hektar, Aceh Barat 2.195 hektar, Bireuen 1.523 hektar, Aceh Tamiang 1.281 hektar, Nagan Raya 1.058 hektar, Pidie Jaya 945 hektar, Aceh Jaya 476 hektar, Gayo Lues 148 hektar, Langsa 160 hektar, Aceh Tengah 87,8 hektar, Kota Subulussalam 62 hektar dan Aceh Selatan seluas 39 hektar.
Baca juga: Lepaskan Status Kekaisaran Demi Nikahi Pria Jelata, Putri Mako Jepang Harus Bayar Rp 19 Miliar Lebih
Safrizal mengungkapkan, ada beberapa faktor penyebab, kenapa realisasi tanam padi gadu pada bulan Juni lalu tidak mencapai targetnya.
Antara lain, disebabkan pergeseran musim hujan, sehingga membuat jadwal tanam padi gadu ikut bergeser.
Perubahan musim hujan itu, kata Safrizal, telah mengakibatkan realisasi tanaman bulan juni di berbagai daerah, banyak yang tidak tercapai.
Faktor lain, di beberapa daerah ada perbaikan saluran jaringan irigasi yang rusak. Antara lain di Aceh Utara, dilaporkan target tanam padi gadu, tidak mencapai target, disamping karena ada pergeseran musim hujan, telah membuat jadwal tanam padi gadu jadi bergeser, juga karena ada perbaikan saluran irigasi Krueng Pase, yang biasanya mengaliri lahan sawah mencapai 10.000 hektar sawah, yang tersebar di enam kecamatan.
Selain itu, lanjut Safrizal, di Peusangan Bireuen, juga ada perbaikan saluran jaringan irigasi, Pante Lhong, Peusangan.