Internasional
Kepala Staf Gabungan AS Minta Joe Biden Tempatkan 2.500 Tentara AS di Afghanistan
Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley minta Presiden AS Joe Biden tempatkan 2.500 tentara AS di Afghanistan.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley minta Presiden AS Joe Biden tempatkan 2.500 tentara AS di Afghanistan.
Sebaliknya, dia menyatakan keprihatinan terhadapa Taliban yang belum memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda.
Mark Milley dan Jenderal Kenneth McKenzie, Komandan Komando Pusat AS mengatakan secara pribadi merekomendasikan sekitar 2.500 tentara tetap di Afghanistan.
Dilansir AP, Rabu (29/9/2021), Biden, pada April 2021 memerintahkan penarikan penuh pasukan AS dari negara itu pada 31 Agustus 2021.
Hal itu untuk menindaklanjuti kesepakatan yang dicapai dengan Taliban oleh mantan presiden Donald Trump.
Milley, McKenzie dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dikritik selama hampir enam jam oleh anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat.
Baca juga: Pemimpin Oposisi Suriah Minta AS Tidak Tarik Pasukan Seperti di Afghanistan
Khususnya, tentang penarikan AS dari Afghanistan dan evakuasi kacau dari bandara Kabul.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden telah menerima saran terpisah tentang apa yang harus dilakukan di Afghanistan.
“Pada akhirnya, terserah panglima tertinggi untuk membuat keputusan,” kata Psaki.
“Dia membuat keputusan, sudah waktunya untuk mengakhiri perang 20 tahun,” tambahnya.
Milley, yang mengabaikan seruan dari beberapa anggota parlemen Partai Republik agar mengundurkan diri, ditanyai tentang penarikan dan evakuasi yang tidak tertib.
Bahkan, 13 tentara Amerika Serikat tewas dalam serangan bom, sehingga merusak kredibilitas AS.
"Saya pikir kredibilitas kami dengan sekutu dan mitra di seluruh dunia dan musuh sedang ditinjau secara intensif oleh mereka," jelas Senat.
"Kita harus melihat kemana ini akan pergi dan saya pikir kerusakan adalah satu kata yang dapat digunakan, ya," katanya. .
Milley mengatakan Taliban tetap menjadi organisasi teroris dan masih belum memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda, yang merencanakan serangan 9/11 dari Afghanistan.