Abdullah Puteh Pimpin GKPPI, Bangkitkan Koperasi Produsen Pertanian
Begitu juga dengan GKPPI akan disebut sukses apabila keberadaan GKPPI dapat memotong tengkulak-tengkulak yang kerap merugikan produsen atau petani....
Penulis: Fikar W Eda | Editor: IKL
Mantan Gubernur Aceh itu menyatakan dana KUR sangat besar, seyogiyanya dengan dana besar itu, petani dan nelayan sudah sejahtera. “Tapi itu yang tidak terjadi. Kemana dana itu? Itu yang kita cari,” katanya.
Baca juga: Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Pidie, Ini Pesan Senator Abdullah Puteh
Baca juga: KEK Arun belum Jalan, Abdullah Puteh Sebut Kendala dan Sarankan Kiat seperti Saat Ia Gubernur Aceh
Selain itu dalam konfrensi pers usai acara pengukuhan, Abdullah Puteh juga menyebutkan keprihatinannya betapa jomplangnya neraca ekspor impor negara kita.
Periode Januari sampai Agustus 2013, setidaknya terdapat 29 komoditas pangan yang diimpor dengan nilai tidak kecil, US$ 6,16 miliar dan volume 12,25 miliar Kg.
“Seharusnya bahan-bahan pangan itu bisa dihasilkan dari Petani Indonesia,” katanya. Sebagai contoh dari data impor Indonesia tahun 2013, gula pasir nilai impor sampai Agustus: US$ 31,11 juta, volume impor sampai Agustus: 52,45 juta kg, negara asal: Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru dan lainnya.
Gula tebu, nilai impor sampai Agustus: US$ 1,16 miliar, volume impor sampai Agustus: 2,21 miliar Kg, negara asal: Thailand, Brazil, Australia, El Savador, Afrika Selatan dan lainnya.
Kemudian garam nilai impor sampai Agustus: US$ 59,51 juta, volume impor sampai Agustus: 1,29 miliar Kg, negara asal: Australia, India, Selandia Baru, Jerman, Denmark, lainnya.
Minyak goreng, nilai impor sampai Agustus: US$ 45,55 juta, volume impor sampai Agustus: 48,01 juta Kg, negara asal: Malaysia, India, Vietnam, Thailand, dan lainnya.
Bawang Merah, bawang putih, kelapa, kelapa sawit, juga impor. Bahkan cabai (kering-tumbuk), nilai impor sampai Agustus: US$ 15,00 juta, volume impor sampai Agustus: 12,26 juta Kg, negara asal: India, Cina, Jerman, Malaysia, Spanyol dan lainnya.
Begitu juga cabai (awet sementara) nilai impor sampai Agustus : US$ 1,56 juta, volume impor sampai Agustus: 1,64 juta Kg, negara asal : Thailand, Cina, Malaysia.
Ubi Kayu nilai impor sampai Agustus : US$ 38,38 ribu, volume impor sampai Agustus: 100,80 ribu Kg, negara asal : Thailand dan sebaginya.
Termasuk kentang nilai impor sampai Agustus : US$ 18,18 juta, volume impor sampai Agustus: 27,39 juta Kg, negara asal: Australia, Kanada, Mesir, Cina, Inggris.
Menurut Abdullah Puteh, kehadiran GKPPI salah satunya untuk memacu produksi pertanian Indonesia serta mendampingi para petani dan nelayan mendapatkan modal yang disediakan pemerintah seperti KUR.
“GKPPI akan menjembatani itu semua. Kita berbagi membantu masyarakat petani. Selama ini kalau petani suruh ambil KUR tidak tahu caranya. Harus didampingi. Makanya kita berharap kepada yang berilmu, memberi pengetahuan dan pengalaman. Kalau bisa GKPPI berdiri di seluruh kabupaten. Kita akan memberikan contoh, dengan demikian masyarakat terangsang melakukan hal yang sama,” demikian Abdullah Puteh.(*)