Berita Aceh Tengah
Kepala SMP Negeri 40 Husrin Z Bersah Terbitkan Karya Puisi Berbahasa Gayo "Tengkeh"
Khasanah sastra Gayo mengenal beberapa bentuk ekspresi artistik, antara lain “didong”, “melengkan”, “kekeberen”, “sebuku”, dan “tengkeh”.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Saifullah
Refleksi perjuangan seorang bapak dalam membesar anak-anaknya, tanpa kenal lelah dan melakukan apapun untuk keberhasilan anaknya.
"Membaca syair ini sampai habis, saya sempat menitikkan air mata. Teringat bagaimana beratnya perjuangan Ama (ayah) dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya," tulis Bahtiar.
Buku ini juga diapresiasi oleh Dr Joni MN, M.Pd.B.I. Ia mengulas karya tersebut dan menyebutnya sebagai bergenre seloka dalam khasanah sastra Melayu.
"Tujuannya menyampaikan pesan moral menggunakan prinsip kesantunan, kewajaran dan kehalusan atau eufimisme," tulis Dr Joni.
Baca juga: “Pride Of Gayo”, Upaya Pemerintah Aceh Lestarikan Seni Didong di Masa Stagnasi
Hasrin Z Bersah, lahir di Timang Gajah 3-2-1977, pernah menjalani pendidikan STM Negeri Bireuen jurusan Mesin Otomotif (MO), Fakultas Teknik Universitas Iskandar Muda Banda Aceh dan Intitut Ilmu Terapan jurusan Teknik Komputer.
Tapi di kedua perguruan tinggi itu Hasrin hanya menjalani satu semester. Ia justru menamatkan pendidikan S1 di Universitas Abulyatama Banda Aceh pada Fakultas Hukum, selesai 2006.
Ia juga kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam-Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (STIA-PTIA) untuk mendapatkan akta mengajar.
Hasrin kemudian memilih karir sebagai guru dan menjabat Kepala SMP Negeri 40 di Gemboyah Kecamatan Linge Aceh Tengah.
Karya-karya yang dihimpun dalam buku ini ditulis sejak 2013 sampai 2019.
Husrin melalui karya dalam buku ini adalah telah berhasil menyelamatkan kekayaan sastra Gayo.
Baca juga: Seniman Didong Gayo Bertemu di Takengon, Mau Kemana Didong Masa Pandemi?
Melalui karya-karya "tengkeh" ini, sesungguhnya Husrin sedang bekerja merawat identitas Gayo dan mewariskannya kepada generasi berikutnya.(*)