Berita Lhokseumawe
Pipa Gas di Lhokseumawe Sudah 8 Bulan Bocor, LMND: Harus Ada Kompensasi, PTPL: Tunggu Material
Gas yang tercium oleh warga tersebut diduga akibat adanya kebocoran pipa jaringan gas (Jargas) rumah tangga di Dusun Keude Baro, Gampong Meuria Paloh
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Mursal Ismail
Sebelumnya, Maryani (58) yang rumahnya tepat di depan lokasi kebocoran jaringan gas sekarang ini, pada Serambinews.com, Minggu (3/10/2021), menjelaskan pihaknya sudah delapan bulan ini terus mencium bau gas.
"Terutama pada pagi hari. Kadang-kadang sampai membuat saya pening," katanya.
Selain sangat mengganggu atas kondisi bau itu, lanjut Maryani, dalam beberapa bulan terakhir beberapa tanaman warga yang ada di sekitar lokasi juga sudah mati.
"Sangat banyak lokasi bocor. Bisa kita lihat secara jelas saat hujan, sangat banyak gelembung air di lokasi jaringan gas tersebut," katanya.
Hal senada juga diutarakan Khairina (23). Menurutnya, kondisi bau gas tersebut sudah sangat mengkhawatirkan.
Terkait bau gas yang diduga akibat adanya kebocoran jaringan gas rumah tangga tersebut, sudah dilaporkan ke pihak PTPL, selaku mitra dari Pertagas Niaga,yang pengelola jaringan gas rumah tangga.
Namun sampai saat ini belum diperbaiki. "Jadi kami mohon segera diperbaiki. Karena kami sudah snagat resah dan takut," pungkasnya.
Serambinews.com, yang didampingi mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi, pada Minggu siang tadi sempat mendatangi lokasi.
Saat sampai di lokasi, langsung tercium bau gas.
Pihaknya juga menyiram air di lokasi adanya kebocoran pipa gas rumah tangga, sehingga langsung terlihat adanya gelembung air di beberapa titik yang menandakan ada gas yang bocor.
Tunggu material
Direksi PT Pembangunan Lhokseumawe (PTPL) Hariadi, yang dihubungi Serambinews.com, Minggu (3/10/2021), sore, mengakui adanya kebocoran jaringan gas di lokasi tersebut.
"Tim kita sudah survei ke lokasi. Benar adanya kebocoran jaringan gas di dekat halte Desa Meuria Paloh," katanya.
Menurutnya, pipa yang bocor tersebut adalah pipa induk.
Namun saat ini, belum bisa diperbaiki karena pengiriman material yang dilakukan Pertagas Niaga dari Jakarta belum sampai ke Lhokseumawe.
"Jadi kita tunggu materialnya tiba di Lhokseumawe. Setelah itu langsung diperbaiki," pungkasnya. (*)