Internasional

Milisi Houthi Rudal Kawasan Perumahan di Marib, Puluhan Pengungsi Tewas

Milisi Houthi dukungan Iran menyerang sebuah area padat penduduk yang menjadi tempat pengungsi tinggal di Marib, menewaskan puluhan orang.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Petugas medis di Rumah Sakit Marib merawat seorang anak yang terluka terkena serangan rudal di daerah perumahan di Kota Marib, Yaman, Minggu (3/10/2021). 

SERAMBINEWS.COM, AL-MUKALLA - Milisi Houthi dukungan Iran menyerang sebuah area padat penduduk yang menjadi tempat pengungsi tinggal di Marib, menewaskan puluhan orang.

Pejabat pemerintah Yaman, aktivis lokal dan internasional serta kelompok hak asasi dan diplomat mengutuk serangan biadab itu.

Dilansir ArabNews, Selasa (5/10/2021), Houthi merudal kawasan perumahan di pusat kota Marib yang menewaskan dan melukai lebih dari tiga lusin warga sipil.

Pada Minggu (3/10/2021), tiga rudal balistik ditembakkan oleh milisi Houthi, menghantam kota Marib, menewaskan dua anak dan melukai lebih dari 30 orang.

Salah satu dari tiga rudal mendarat di sebuah rumah di lingkungan Al-Rawada yang menampung ribuan orang terlantar, meratakan bangunan.

Juga membunuh Ghazlan Faisal Al-Bareq dan saudara laki-lakinya Rada dan melukai orang tua mereka secara kritis.

Baca juga: Milisi Houthi Tolak Seruan Gencatan senjata, Mengintensifkan Serangan di Marib

Keluarga itu berasal dari provinsi utara Amran, berlindung di Marib seperti ribuan orang Yaman yang melarikan diri dari pertempuran dan penindasan milisi Houthi.

Gambar grafis yang diambil oleh wartawan lokal menunjukkan Ghazlan tanpa kepala dan terbakar berbaring di tempat tidur di sebuah rumah sakit lokal di Marib.

Beberapa anak yang terluka parah menangis saat menerima pengobatan.

Kedutaan Besar AS di Yaman mengutuk keras serangan mengerikan oleh Houthi dan menuntut milisi bekerjasama untuk mencapai perdamaian di Yaman.

“Houthi hanya mengkonfirmasi kebiadaban dengan serangan seperti itu," kata Cathy Westley, kuasa usaha kedutaan AS untuk Yaman, dalam sebuah pernyataan singkat.

"Mereka harus meninggalkan agresi ini terhadap sesama warga Yaman dan mencari resolusi damai untuk konflik tersebut,” tambahnya.

Para pejabat Yaman mengatakan serangan mematikan terbaru oleh Houthi menunjukkan pemberontak berusaha menghalangi perdamaian untuk mengakhiri perang.

Dikatakan, mereka bersumpah untuk menghukum milisi Houthi karena membunuh warga sipil.

Wakil Presiden Yaman Ali Mohsen Ahmer menuduh milisi Houthi acuh tak acuh dan mengabaikan seruan mengakhiri konflik di Yaman.

Bahkan, katanya, terus mengintensifkan serangan mematikan mereka di daerah-daerah sipil yang berpenduduk padat.

“Hari demi hari, milisi teroris membuktikan kepada rakyat Yaman, kawasan dan dunia ketidakpedulian mereka terhadap darah Yaman," ujar Ahmer.

"Penolakan mereka terhadap segala sesuatu yang akan mengarah pada berakhirnya pertumpahan darah,” kantor berita resmi SABA mengutip wakil presiden tersebut.

Baca juga: Pertempuran Sengit Pecah di Aden, Empat Pejuang Yaman Tewas, Houthi Serang Jazan

Demikian pula, aktivis hak asasi manusia Yaman dan kelompok hak lokal telah beralih ke media sosial dan pers lokal.

Mereka menyuarakan kemarahan mereka atas penembakan itu.

Mereka juga menyerukan tekanan yang lebih besar pada Houthi dan mengecam pemberontak karena melanggar hukum internasional.

“Masyarakat internasional, PBB, dan kantor utusan PBB Yaman lebih peduli dari sebelumnya untuk mengintensifkan tekanan pada milisi Houthi," harap mereka.

"Milisi Houthi harus menghentikan serangan terhadap objek sipil,” kata Mutahar Al-Badhiji, Direktur Eksekutif Koalisi Pemantau Pelanggaran HAM.

Al-Badhiji mengatakan organisasinya telah mencatat kematian ratusan warga sipil di Marib selama tujuh tahun terakhir ini.

Seperti serangan drone dan rudal Houthi atau ranjau darat yang ditanam oleh milisi.

Organisasinya mengatakan ranjau darat, rudal, peluru sarat bahan peledak dan artileri yang ditembakkan oleh Houthi di pusat Marib menewaskan 440 warga sipil.

Termasuk 61 anak-anak dan 37 wanita, dan melukai 914 warga sipil, termasuk 124 anak-anak dan 73 perempuan, dari Desember 2014 hingga Juni 2021.

Selama periode ini, Houthi telah menembakkan 871 rudal, 119 proyektil, dan 44 drone yang meledak di 11 distrik di provinsi Marib.

“Ini adalah pelanggaran berat hak asasi manusia dan hukum internasional, dan kejahatan perang,” kata Al-Badhiji.

Organisasi hak dan bantuan internasional juga menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya jumlah korban sipil selama konflik.

Mereka mendesak faksi-faksi yang bertikai untuk melindungi warga sipil.

Baca juga: Uni Emirat Arab, Bahrain dan OKI Kutuk Serangan Milisi Houthi ke Arab Saudi

“Laporan mengkhawatirkan dari Marib, di mana serangan terhadap lingkungan menewaskan 2 anak, melukai puluhan lainnya," tambahnya.

Dia menegaskan pihak-pihak yang bertikai berkewajiban untuk melindungi warga sipil.

"Kami membutuhkan diakhirinya pertempuran di Marib dan di seluruh Yaman,” ujar Jan Egeland, Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia di Twitter.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved