Makam Sultan Aceh
Pemprov DKI Rogoh Kocek Rp 2,1 Miliar Lebih untuk Pugar Makam Sultan Aceh di Rawamangun
Sultan Muhammad Daud Syah mangkat pada 6 Februari 1939 di Batavia atau Jakarta sekarang. Pemerintah DKI mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2.1772.094.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies R Baswedan memerintahkan pemugaran makam Sultan Aceh terakhir Tuanku Muhammad Daud Syah di Kompleks Taman Pemakaman Umum Rawamangun Jakarta Timur.
Sultan Muhammad Daud Syah mangkat pada 6 Februari 1939 di Batavia atau Jakarta sekarang. Pemerintah DKI mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2.1772.094.532. Menggunakan anggaran 2021 dengan waktu pelaksanaan 120 hari kalender.
Gubernur Anies Baswedan juga memesankan kepada keluarga Almarhum Sultan Aceh Muhammad Daud Syah agar membuat barcode yang memuat riwayat serta perjalanan perjuangan Sultan Aceh terakhir tersebut.
Demikian disampaikan Siti Hasni, Kabid Pemakaman, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, DKI Jakarta menjawab Serambinews.com di sela-sela peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pemugaran makam, Senin (4/10/2021).
Peletakan batu dilakukan cucu Sultan, Teungku Dian Anggraeni dan Ketua Umum Taman Iskandar Muda Surya Darma.
Baca juga: Pria di Deliserdang Diculik dan Dianiaya OTK, Korban Dibuang di Hutan
Menurut Siti Hasni, pemugaran dilakukan pada dua titik di areal makam yang sama. Satu titik adalah Makam Sultan Aceh Muhammad Daud Syah yang berdampingan dengan empat kerabat sultan lainnya, yakni Teuku Muhammad Daud Bin Panglima Saleh, Tuanku Mahmud bin Tuanku Abdul Madjid (adik ipar Sultan Aceh), Teuku Chiek Alibasyah (Uleebalang), Tengku Putih Binti Tuanku Zainal Abidin bin Sultan Alaidin Ibrahim Mansyur Syah (adik Sultan Aceh).
Sementara pada titik yang satu lagi berisi makam Tuan Putri Gambar Gading (Permaisuri) dan kerabat lainnya yakni Tuanku Pangeran Hoesin, Habib Ahmad Bin Hoesin Alay Droes.
Letak kedua titik makam tersebut tidak terlalu jauh. “Insya Allah pengerjaan di dua titik tersebut akan selesai sesuai waktu yang ditentukan dalam kontrak,” kata Siti Hasni.
Cucu Sultan Teungku Dian Anggraeni dan Ketua Umum Taman Iskandar Muda Surya Darma menyampaikan terima kasih atas pemugaran yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta itu, dan menilai usaha tersebut sangat artinya dalam merawat sejarah bangsa.
Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini Turun Tipis, Berikut Rincian Harganya
Sultan Aceh Muhammad Daud Syah yang pernah bersembunyi di Loyang Sekam, sebuah gua terletak di Kampung Gunung Suku Rawe Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah dalam usaha menghindari kejaran Belanda, menolak menyerahkan kedaulatan kepada Belanda.
Pada 10 Januari 1903 setelah bermusyawarah dengan para Dewan Kesultanan, Sultan Muhammad Daud Syah menghadap pimpinan Belanda di Sigli melalui Van Der Maaten.
Beliau dibujuk untuk menandatangani surat penyerahan kedaulatan Aceh kepada Belanda, tapi ditolak mentah-mentah dan merobek serta melemparkan surat tersebut ke Van Heutsz.
Sultan menyatakan tekad “LEBIH BAIK AKU MATI BERKALANG NYAWA DARI PADA AKU SERAHKAN NEGERI ACEH KEPADA PENJAJAH BELANDA.”
Baca juga: Tak Perlu Obat Kuat, Begini Cara Atasi Masalah Ranjang bagi Pasutri, Cukup Konsumsi Buah Ini
Sultan kemudian dibawa ke Banda Aceh dan ditahan dalam sebuah rumah khusus di kawasan Keudah.