Berita Banda Aceh
Selain Menasah, Peusijuek, dan Timphan, Depik dan Semong juga Sudah Masuk dalam KBBI, Lainnya Diusul
Bahkan kata 'smong' yang dalam bahasa Devayan-Simeulue berarti tsunami, juga sudah menjadi entri KBBI. Namun, kosakatanya tidak ditulis smong, melaink
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Bahkan kata 'smong' yang dalam bahasa Devayan-Simeulue berarti tsunami, juga sudah menjadi entri KBBI. Namun, kosakatanya tidak ditulis smong, melainkan semong.
Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sejumlah kosakata bahasa Aceh sudah dijadikan entri atau masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Misalnya, menasah (versi Acehnya meunasah), peusijuek, dan timphan.
Bahkan kata 'smong' yang dalam bahasa Devayan-Simeulue berarti tsunami, juga sudah menjadi entri KBBI. Namun, kosakatanya tidak ditulis smong, melainkan semong.
Sejumlah bahasa Gayo pun sudah menjadi entri KBBI, di antaranya 'depik', sejenis ikan bilis khas Danau Laut Tawar
235 Kosakata Aceh Diusulkan Masuk ke KBBI
Seperti diberitakan Serambinews.com, Rabu (6/10/2021) malam, Sidang Komisi Bahasa Daerah berlangsung dua hari, 4-5 Oktober 2021, di Hotel Kryiad Muraya Banda Aceh.
Di akhir acara, 14 peserta, dua narasumber, dan empat panitia sepakat memilih 235 kosakata bahasa Aceh di bidang kemaritiman yang berpotensi dijadikan entri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Baca juga: Rasa Pahit Menjadi Khas Ikan Depik Tanoh Gayo
Secara leksikal, entri adalah kata atau frasa dalam kamus beserta penjelasan maknanya dengan tambahan penjelasan berupa kelas kata, lafal, etimologi, contoh pemakaian, dan sebagainya.
"Insyaallah, 235 kosakata bahasa Aceh yang kita usulkan ini berpotensi untuk dipertimbangkan dan divalidasi akhir oleh validator guna memperkaya entri dalam KBBI," kata Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Bahasa Provinsi Aceh, Agus Priatna SE, Ak menjawab Serambinews.com di Banda Aceh, Rabu (6/10/2021) sore.
Menurut Agus, Sidang Komisi Bahasa Daerah itu khusus bersidang menyusun draf kosakata bahasa Aceh di bidang kemaritiman untuk pengusulan ke KBBI.
Sidang komisi ini, lanjutnya, merupakan inisiatif Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Badan ini pula yang membawahkan Balai Bahasa Provinsi Aceh.

Baca juga: Nurmis, Jualan Timphan Ketika Derasnya Hujan Hingga Basah Kuyup, Menangis Saat Dagangannya Diborong
Sebelum Sidang Komisi Bahasa Daerah ini dimulai pada 4 Oktober lalu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh sudah menugaskan tiga tim turun ke tiga daerah, yakni Kabupaten Aceh Barat, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Timur.