Kesehatan
Susu Kental Manis Tak Boleh Diseduh karena Berisiko Kesehatan, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Inge menjelaskan, SKM tidak cocok diseduh dengan air panas juga karena bisa merusak kandungan protein di dalamnya.
SERAMBINEWS.COM - Begini cara benar mengonsumsi susu kental manis (SKM).
Kebanyakan orang mungkin masih terbiasa mengonsumsi SKM dengan cara diseduh.
Jika anda demikian, maka sebaiknya dapat mengubah cara mengonsumsi SKM tersebut demi kesehatan.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Inge Permadhi, SpGK, sepakat dengan anjuran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kepada masyarakat agar tidak lagi mengonsumsi susu kental manis dengan cara diseduh, khususnya untuk anak-anak.
Sebab, kandungan gula dalam susu kental manis tergolong cukup tinggi.
Inge menilai, masyarakat cenderung mengonsumsinya terlalu banyak ketika diseduh.
Berbeda ketika susu kental manis dikonsumsi sebagai toping.
“Kalau diencerkan, konsumsi SKM ini cenderung jadi berlebihan. Satu kali minum bisa 4 sendok makan susu kental manis. Kalau untuk topping, rasanya tidak akan sebanyak itu,” jelas dia saat diwawancara Kompas.com, Rabu (6/10/2021).
Inge mengatakan sah-sah saja susu kental manis dikonsumsi sebagai topping makanan tertentu, namun tetap tak boleh berlebihan.
“Konsumsi SKM terlalu banyak berisiko membuat masyarakat mengasup kelebihan gula yang tidak baik untuk kesehatan,” beber dokter yang sehari-hari praktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi itu.
Baca juga: Masa Tanggap Darurat Penanganan Banjir Aceh Utara 14 Hari, Akibat Meluap Krueng Keureuto dan Pase
Baca juga: Kakek Rudapaksa Cucunya yang SD Hamil 9 Bulan, 15 Tahun Lalu Hamili Anak Kandung sampai Melahirkan
Bisa Rusak Kandungan Protein
Inge menjelaskan, SKM tidak cocok diseduh dengan air panas juga karena bisa merusak kandungan protein di dalamnya.
“Jadi sama dengan susu-susu formula yang kita bikin, SKM tidak dianjurkan dikonsumsi dengan cara diseduh dengan air panas karena bisa rusak kandungan proteinnya. Tapi pertimbangan utamanya bukan itu. Karena sebenarnya kandungan SKM ini lebih banyak gulanya. Sedangkan kandungan proteinnya hanya sedikit,” ujar dia.
Lanjut Inge, SKM sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak, terlebih yang masih berusia di bawah 2 tahun.
Sebab, anak-anak butuh asupan protein untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan.