Internasional

Pria Afghanistan Tuduh Pemerintah AS Paksa Tinggalkan Anak dan Istrinya di Afghanistan

Seorang karyawan organisasi yang didanai AS menuduh AS memaksa dirinya meninggalkan dua anak yang masih kecil di Afghanistan.

Editor: M Nur Pakar
AFP/WAKIL KOHSAR/via Getty Images
Seorang polisi Taliban memeriksa pengemudi mobil di sebuah pos pemeriksaan di Kabul, Afghanistan pada 3 Oktober 2021. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Seorang karyawan organisasi yang didanai AS menuduh AS memaksa dirinya meninggalkan dua anak yang masih kecil di Afghanistan.

Dia mengharapkan menerima visa yang memungkinkan dia dan keluarganya melarikan diri dari Afghanistan.

Bahkan, jauh sebelum Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus 2021.

Namun dalam gugatan yang diajukan pada Kamis (7/10/2021), pria itu mengatakan telah menunggu hampir dua setengah tahun tanpa jawaban.

Dilansir AP, kedua anaknya yang masih kecil terpaksa bersembunyi setelah menerima pesan ancaman di rumah mereka di Kabul.

"Setiap hari, saya mengkhawatirkan nyawa anak-anak saya," kata pria yang hanya disebutkan namanya, Mohammad, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Taliban Minta Amerika Serikat, Hentikan Serangan Drone di Wilayah Udara Afghanistan

Gugatan yang diajukan oleh Pengungsi Assistance Project Internasional di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara California menuduh pemerintah gagal memenuhi janjinya.

Dikatakan, Departemen Luar Negeri AS dan Menlu Antony Blinken gagal memenuhi kewajiban hukum mereka untuk cepat memproses aplikasi khusus Visa Imigran.

Visa itu khusus diterbitkan kepada mereka yang bekerja untuk misi AS di Afghanistan.

Mohammad mengajukan permohonan visa itu pada Mei 2019.

Di bawah Undang-undang Federal, AS seharusnya memproses aplikasi semacam itu dalam waktu sembilan bulan.

Tetapi pemerintahan Donald Trump berusaha membatasi semua bentuk imigrasi ke AS.

Sehingga, terjadi penumpukan lebih dari 17.000 aplikasi.

Kegagalannya untuk memproses klaim dinyatakan ilegal setelah gugatan lain diajukan oleh IRAP.

Diperkirakan 50.000 warga Afghanistan akhirnya dievakuasi oleh AS segera setelah pengambilalihan Taliban.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved