Kesehatan
dr Zaidul Akbar Bagikan Solusi untuk yang Banyak Makan Tapi Badan Tetap Kurus, Mudah Dicoba di Rumah
Banyak makan tapi badan tetap kurus? Berikut solusi dari dokter sekaligus pendakwah dr Zaidul Akbar.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Sebagian orang banyak makan tapi tetap kurus. Berat badan pun sulit mengalami kenaikan.
Namun, sebagian lainnya mengalami kenaikan berat badan meskipun membatasi makan.
Mereka yang banyak makan tapi kurus mungkin juga masuk kategori orang-orang yang kekurangan berat badan atau underweight.
Secara umum, menurut Livestrong, kunci menaikkan berat badan adalah kalori masuk lebih besar daripada kalori yang keluar lewat aktivitas kita.
Baca juga: Lengkap! Berikut Kumpulan 10 Resep Obat Herbal dari dr Zaidul Akbar untuk Obati Berbagai Penyakit
Menambahkan asupan 500 kalori per hari bisa menjadi salah satu menaikkan berat badan secara sehat, yakni sekitar 0,5 kg per minggu, dan membuat kita lebih mungkin menambah massa otot, bukan lemak.
Mengapa ada orang yang banyak makan tapi kurus?
Berikut sejumlah penyebab mengapa sebagian orang banyak makan tapi kurus dan tak kunjung mengalami kenaikan berat badan dilansir Serambinews.com dari Kontan:
1. Faktor genetik
Direktur Institut Obesitas dan Diabetes Monash University, Michael Cowley, mengatakan kepada SFGATE, 70 persen faktor yang menentukan berat badan seseorang adalah genetik.
Beberapa orang yang banyak makan tapi kurus dan tak mengalami kenaikan berat badan mungkin secara genetik memiliki kecenderungan untuk tipe tubuh kurus atau ramping.
Selain itu, mereka juga mungkin memiliki gen yang memengaruhi pengaturan napsu makan dengan cara yang berbeda dari orang-orang yang kelebihan berat badan.
Misalnya, mereka cenderung makan lebih sedikit dan merasa lebih sadar ketika kenyang.
Baca juga: Dr Zaidul Akbar Bagikan 7 Cara Mencegah Kanker Payudara, Nomor 2 Jangan Sering Dekat Handphone
2. Titik berat badan
Menurut penelitian yang diterbitkan pada 2016 di International Journal of Obesity Supplements, otak dan tubuh manusia memiliki "tingkat yang dipertahankan" atau "titik setel" berat badan, yang coba dipertahankan oleh sistem saraf individu.
Maksud teori ini adalah bahwa meskipun sebagian besar orang dewasa akan mengalami fluktuasi berat badan, selama kehidupan dewasa mereka akan secara konsisten tetap dekat dengan "titik setel" berat badan tersebut.