Berita Banda Aceh
Nahrawi Noerdin: Kelangkaan BBM Bersubsidi Dampak dari Penggunaan yang Belum Tepat Sasaran
“Kelangkaan BBM bersubsidi ini terjadi karena kuota subsidinya memang sudah habis sebelum akhir tahun.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nur Nihayati
“Kelangkaan BBM bersubsidi ini terjadi karena kuota subsidinya memang sudah habis sebelum akhir tahun.
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pengusaha SPBU sekaligus Bendahara Umum DPC Hiswanamigas Aceh, Nahrawi Noerdin menyampaikan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang hampir rutin terjadi setiap tahun, akibat dampak dari penggunaan BBM bersubsidi yang belum benar-benar tepat sasaran.
Ia mengatakan setiap menjelang akhir tahun selalu terjadi kelangkaan BBM bersubsidi, terutama biosolar di hampir semua SPBU di Aceh.
Sebenarnya tidak hanya di Aceh, sejumlah provinsi juga mengalami hal serupa. Bahkan kondisi lebih parah lebih dulu dialami oleh Kota Medan, dimana biosolar bersubsidi sempat kosong berhari-hari.
“Kelangkaan BBM bersubsidi ini terjadi karena kuota subsidinya memang sudah habis sebelum akhir tahun.
Padahal kuota yang diberikan oleh pemerintah itu seharusnya cukup hingga akhir tahun.
Karena selain sudah diperhitungkan dengan baik dan terukur sesuai kebutuhan setiap Provinsi, juga selalu ada tambahan kuota yang diberikan untuk mengantisipasi kelangkaan.
Baca juga: Mantan Kasat Intel Polresta Banda Aceh Jadi Waka Polres Pidie, Ini Nama-nama Kapolsek Diganti
Baca juga: Buntut Unjuk Rasa Warga Sanggaberu Silulusan, Bupati Aceh Singkil Tunda Pemilihan Kades
Baca juga: Harga Emas Hari Ini, Selasa (19/10/2021), Berita Rincian Lengkap Harga Emas Per Gram
Jika kemudian pada bulan Oktober saja kuota plus tambahan kuotanya sudah habis, berarti ada yang salah dengan penggunaan kuota BBM bersubsidi,” jelas Nahrawi yang akrab disapa Toke Awi ini kepada Serambinews.com, Selasa (19/10/2021).
Ia menambahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa minyak subsidi ini banyak digunakan oleh yang tidak berhak.
Pihak-pihak yang seharusnya menggunakan BBM non subsidi untuk aktifitas usaha dan berbagai kebutuhannya, dan itu sudah jelas diatur dalam ketentuan pemerintah malah ikut menjadi pengguna BBM bersubsidi.
“Maka berapapun besar kuota subsidi yang diberikan ya tidak akan pernah cukup dan selalu memicu terjadinya kelangkaan,” sambung Nahrawi.
Sementara terkait bentuk-bentuk penyimpangan penggunaan BBM bersubsidi, Toke Awi mengatakan bahwa banyak info dari masyarakat tentang berbagai modus yang disinyalir mengakali batasan penggunaan BBM bersubsidi.
Macam-macam modusnya. Salah satu contoh, Hiswanamigas pernah mendapat laporan adanya dumtruck yang masuk kategori pengguna BBM subsidi, tangki bbmnya telah dimodifikasi sedemikian rupa guna dapat menampung lebih banyak BBM. M
“Mereka beredar wara-wiri ke sejumlah SPBU setiap harinya untuk mengumpulkan BBM subsidi. BBM yang terkumpul ini kemudian disinyalir digunakan untuk berbagai aktifitas yang secara aturan harus menggunakan BBM non subsidi dan tidak boleh yang subsidi,” papar Nahrawi.