Berita Lhokseumawe

Puluhan Mahasiswa Unimal Ikut Pelatihan Menulis Siaran Pers 

Tujuan pelatihan ini kata Ketua Panitia, untuk memberikan pengetahuan, meningkatkan skill dalam menulis siaran pers atau menulis berita. 

Penulis: Jafaruddin | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ JAFARUDDIN
Pembina UKM KSM Creative Minority, Kamaruddin MSI membuka pelatihan menulis siaran pers di Kampus Bukit Indah Lhokseumawe. 

Tujuan pelatihan ini kata Ketua Panitia, untuk memberikan pengetahuan, meningkatkan skill dalam menulis siaran pers atau menulis berita. 

Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe 

SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE – Puluhan mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kelompok Studi Mahasiswa (UKM KSM) Creative Minority Universitas Malikussaleh (Unimal), Sabtu (30/10/2021) mengikuti pelatihan menulis siaran pers di Gedung D-III Kesekretariatan Kampus Bukit Indah Lhokseumawe. 

Mereka mahasiswa dari lima fakultas yang ada di Kampus Unimal, yaitu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, Hukum, Kedokteran, dan Fakultas Pertanian. 

Pun kawasan Kampus Bukit Indah diguyur hujan, tapi tidak menyurutkan minat peserta untuk mengikuti kegiatan yang bertemakan “Bagaimana menjadi jurnalis hebat di Era Digital. 

Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri dari Harian Serambi Indonesia Biro Lhokseumawe, Jafaruddin, yang diawali penyampaian materi dan praktik menulis siaran pers. 

“Pelatihan ini adalah kegiatan tahunan yang diadakan UKM KSM Creative Minority,” ujar Ketua Panitia Attar Art, saat menyampaikan laporan panitia. 

Tujuan pelatihan ini kata Ketua Panitia, untuk memberikan pengetahuan, meningkatkan skill dalam menulis siaran pers atau menulis berita. 

Baca juga: Kepsek di Aceh Besar Ikut Seminar Jurnalistik, Yarmen Dinamika: Narasumber Boleh Tolak Diwawancarai

“Semoga berjalan dengan baik, dan memberi kemanfaatan yang besar biasa bagi kita semua dalam menjalankan organisasi UKM KSM Creative Minority,” pungkas Attar. 

Sementara itu Pembina UKM KSM Creative Minority, Kamaruddin MSi, saat memberikan pengarahan berharap kepada peserta untuk serius mengikuti kegiatan. 

“Dalam press release atau sebuah berita, harus memahami tentang jurnalistik, kemudian bagaimana cara menggunakan rumus 5W+1H,” ujar Kamaruddin.

Dalam menulis berita, bagi jurnalis yang sudah berpengalaman satu kegiatan bisa ditulis minimal 10 angle berita. 

Misalnya angle beritanya, tentang apa yang disampaikan Master Of Ceremony (MC), kemudian dapat juga ditulis apa yang dirinya sampaikan sebagai pembina dalam kegiatan tersebut. 

“Jadi satu realitas bisa dibuat menjadi satu berita, kemudian ketika berlangsung diskusi juga bisa menjadi berita lagi, begitu juga nantinya ketika selesai kegiatan juga dapat menjadi satu berita,” ungkap Kamaruddin. 

Baca juga: VIDEO - Siswa Darul Ulum Belajar Jurnalistik di Newsroom Harian Serambi Indonesia

Artinya, kata Kamaruddin, dalam suatu realitas yang terjadi, dapat dibuat banyak berita dalam Era Digital Ini.

“Dalam membuat banyak berita tersebut, bisa menjawab 5W+1H, dan menganut kode etik jurnalistik,” ujar Kamaruddin yang juga Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Unimal.  

Karena ada media online sekarang ini, ketika menulis berita, tidak menjawab unsur how atau bagaimana. Bahkan kadang media online yang hanya memuat empat unsur W.

“Karena jurnalis menginginkan pembaca itu menunggu, sebab berita online itu bisa dirilis kembali dalam waktu 10 menit,” ujar Kamaruddin. 

Tapi secara ilmu komunikasi, berita yang lengkap itu harus ada unsur 5W+1H, kalau belum lengkap, tentu saja itu belum termasuk berita yang memenuhi kaidah jurnalistik.

“Saya yakin semua mampu menulis, buktinya kalau kita print hasil chattingan di media sosial setiap mahasiswa itu bisa mencapai 10 lembar halaman setiap harinya,” ujar Kamaruddin. 

Baca juga: AJI Lhokseumawe Bekali Mahasiswa BJI dan Lembaga Pers Kampus dengan Pemahaman Kode Etik Jurnalistik

Sehingga tidak mungkin, kalau ada mahasiswa mengaku tidak bisa menulis berita.

Sebab, hanya butuh kemauan saja untuk menulis berita. 

“Dulu kita di FISIP, berkomitmen setiap kegiatan mahasiswa dan dosen harus membuat siaran pers,” ujar Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Aceh periode 2021-2024. 

Selain itu, mahasiswa tidak harus menggunakan laptop untuk membuat siaran pers, tapi juga bisa menggunakan HP Android atau sejenisnya.

Karena itu, pengurus UKM, dituntut selain harus mampu menulis siaran pers, juga harus mampu mengambil video dan juga foto. 

Bahkan juga harus mampu melaporkan secara langsung (live).

“Karena di era digital ini, keberhasilan sebuah organisasi dapat dilihat dari jejak digitalnya,” kata Kamaruddin.

Kemudian yang harus dipahami, berita dalam konteks ilmu komunikasi itu harus menghibur dan menyenangkan. 

Poin penting yang harus dipahami lanjut Kamaruddin, landasan filosofis di konteks era digital, komunikasi itu adalah mengharmonisasi.

Selain itu yang harus dibedakan berita dan hoaks.

Karena hoaks bukan berita, tapi informasi. 

Sebab kalau berita tersebut, sudah pasti melewati proses jurnalistik dan kode etik jurnalistik. (*) 

Baca juga: Ini Daftar Juara Lomba Menulis Hari Santri yang Diselenggarakan Rabithah Thaliban Aceh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved